GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me
GKI Klasis Magelang

GKI Ambarawa

Sejarah singkat

Embrio jemaat GKI Ambarawa sebenarnya sudah ada ketika dua orang pekabar Injil, yakni Zimmer Bautel (1894) dan Barth (1897) dari Zending Salatiga, hadir di Ambarawa.  Namun begitu, baru pada tahun 1935 embrio itu bertumbuh ketika di rumah Ny. Kwee Kiem Tjiang diadakan persekutuan jemaat yang dipimpin oleh Sdr. Liem Giok Sing, kemudian, pada tahun 1936, datang Zuster Schiedeskamp untuk mengadakan kursus-kursus kewanitaan di kalangan para wanita Tionghoa.

Ketika Zending Salatiga juga membuka Hollands Chinese School met de Bijbel, para orang Tionghoa memandang gereja atau kekristenan secara negatif, sehingga Zuster Schiedeskamp hanya mengadakan kebaktian rumah tangga saja.  Baru pada tahun 1937, ada 5 orang pria yang dibaptis, disusul kemudian dengan KKR yang dipimpin oleh Pdt. Dzao Sze Kuang dari Tiongkok.  KKR ini menarik banyak pengunjung Tionghoa, sehingga jumlah pengunjung kebaktian hari Minggu pun bertambah.  Pada waktu itu, kebaktian diadakan pada Minggu sore dan dilayani secara bergilir oleh pekabar Injil Mittelstadt dari Salatiga, Sdr. Liem Giok Sing, Sdr. Oei Ping Hoo dan Sdr. Tjan Tong Hoo.

Menjelang pendudukan Jepang, sekitar tahun 1942, jemaat dilayani oleh Guru Injil Tjoa Tjin Touw (Basilea Maruta) dari Salatiga.  Syukurlah, bahwa pelayanan kebaktian tak mengalami hambatan, kendati para pekabar Injil Barat tak mungkin lagi melaksanakan tugas mereka.  Pada tahun 1943 dibentuk Panitia Gereja yang diketuai oleh Pdt. Tan Ik Hay (Iskak Gunawan), dibantu oleh Bpk. Ang Liem Tjwang, Bpk. Oei Ping Hoo, Bpk. Jo Tiok Eng, masing-masing sebagai penulis, bendahara serta anggota, dan kebaktiannya dilakukan di gedung gereja Kupang.

Perubahan besar terjadi, sehubungan dengan peristiwa perang kemerdekaan Indonesia, di mana Ambarawa menjadi ajang pertempuran antara tentara Belanda dan Indonesia, yang terkenal dengan peristiwa Palagan.  Banyak anggota jemaat yang mengungsi ke daerah lain, sehingga praktis jemaat pun bubar.  Untuk sementara, pada tahun 1948, jemaat dapat terbentuk kembali dan diasuh oleh Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee Mlaten Semarang.  Inilah para Guru Injil yang pernah melayani jemaat ini, yaitu Sdr. Tan Kiem Liong, Sdr. Oh Tjie Hap dan Sdr. Liem Thiam Ling.  Kemudian, pengasuhan atas jemaat ini berpindah dari GKI Karangsaru Semarang ke GKI Salatiga dan menjadi dewasa pada tanggal 25 Agustus 1965.  Adapun susunan Majelis Jemaat-nya yang pertama adalah Tt. Liem Djiet Go (Daud Adiprasetya), yang semula melayani GKI Coyudan Solo, Tt. Liem Tjiauw Gie, Tt. Lie Siauw Hie, Dk. Tan Hong Hie dan Dk. Go Ging Gwan, dengan konsulennya Pdt. Go Eng Tjoe (Paulus Sudirgo) dari GKI Salatiga.  Pada waktu itu, kebaktiannya dilangsungkan di ruang kelas Sekolah Dasar Kristen yang ada.  Selanjutnya, Tt. Liem Djiet Go ditahbiskan menjadi pendeta pada tanggal 14 Juni 1965, namun kemudian beliau menerima panggilan dari GKI Jatim Madiun pada bulan September 1968.

Syukurlah, jemaat kemudian memanggil Sdr. Yinigsih (Thio Yin Nio), lulusan SPWK Magelang, dan Sdr. Kwee Tjao Kok lulusan STT Duta Wacana Yogyakarta, pada waktu yang hampir bersamaan.  Pada waktu itu, pendeta konsulen jemaat ini adalah Pdt. Budhiadi Henoch (Hiem Bian Kiet) dari GKI Magelang.  Pada tahun 1974, konsulensi atas jemaat ini berganti, atas diri Pdt. tan Tjioe Gwan (Paulus Widihandojo) dari GKI Salatiga.  Bertepatan dengan HUT ke-12 GKI Ambarawa, pada tanggal 25 Agustus 1977, Tt. Kwee Tjao Kok ditahbiskan sebagai pendeta jemaat ini hingga memasuki masa emeritasinya pada tanggal 17 Februari 1993. Lalu, terjadilah kekosongan pendeta.  Selama kekosongan pendeta, jemaat ini dilayani oleh Sdri. Dina Sukaryati, lulusan STT Abdiel, Ungaran sampai tahun 1998. Pada tanggal 30 Juni 1997, Sdr. Budimoeljono Reksosusilo, lulusan SAAT Malang, memulai pelayanannya di tengah jemaat tersebut. Beliau kemudian ditahbiskan pada tanggal 3 November 1999 dan melayani sampai saat ini tahun 2006.

Jemaat ini berhasil membentuk Yayasan Lembaga Pelayanan dan Pendidikan Kristen (Lempekri) yang merupakan langkah revisi atas Anggaran Dasar Yayasan GKI Ambarawa, di mana lembaga tersebut menyediakan beasiswa untuk anak-anak negara, pemberantasan buta huruf, dan lain-lain.  Kemudian, Yayasan Lempekri diubah menjadi Yayasan Marsudi Asih (YAMA).

Demikianlah keberadaan jemaat GKI Ambarawa, di sebuah kota yang dikenal sebagai kota Palagan, karena di kota itu pernah terjadi pertempuran antara pasukan Belanda dan Indonesia, sehingga para wisatawan mancanegara dapat melihat Monumen Palagan, Museum Kereta Api dan Candi Gedongsongo, serta dapat menikmati kereta api bergigi, juga keindahan danau Rawa Pening yang legendaris (sekitar 5 km dari Ambarawa).  

Pendewasaan
25 Agustus 1965
Jadwal ibadah
Umum06.30; 09.00
Remaja17.00 (Sabtu)

 

Kontak
  • Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo 20, Ambarawa - 50613
  • Telp: (0298) 592331 (gereja); (0289) 591210 (kantor); (0298) 593657
  • gkiambarawa@yahoo.com
Statistik Anggota Jemaat
SidiBaptisan
PriaWanitaPriaWanita
2763897792
Total anggota jemaat 834
Pendeta Jemaat
  • Pdt. Em. Budimoeljono Reksosoesilo
  • Pdt. Hernadi Kurniawan
Bakal jemaat
    -
Pos
    -