GKI Klasis Yogyakarta
GKI Gondomanan Yogyakarta
Sejarah singkat
GKI Ngupasan Yogyakarta mengembangkan pos-pos kebaktian ke berbagai arah. Semula, sama sekali tak ada rencana untuk memproyeksikan wilayah Gondomanan menjadi sebuah pos kebaktian, apalagi sebuah jemaat dewasa. Adapun salah satu alasannya adalah, bahwa jarak Ngupasan-Gondomanan tidak jauh. Namun demikian setelah seorang anggota jemaat menghibahkan sebidang tanah seluas 175 m2 dan sebuah bangunan di atasnya, beralamat di Jl. Gondomanan 1, dengan harapan, agar tempat itu dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan gerejawi, maka Majelis Jemaat pada akhirnya menetapkan bahwa tempat tersebut dipakai untuk pos kebaktian pada tanggal 5 Januari 1984. Ternyata perkembangan pos kebaktian ini begitu cepat, melebihi pos-pos kebaktian yang lain. Itulah sebabnya, pos kebaktian Gondomanan ini ditingkatkan statusnya menjadi Bajem pada tahun 1987. Setelah peningkatan status itu terjadi, muncul pemikiran dan pergumulan yang berlangsung selama 7 tahun (1987-1994) yaitu adanya saran, agar Bajem Gondomanan ini sekiranya didewasakan, letaknya sebaiknya di sebelah Selatan, yakni di Jl. Parangtritis, Bantul. Begitulah situasinya selama masa pergumulan, tak ada visi dan misi yang terarah, kecuali tenggelam dalam rutinitas dan sekedar mendampingi kehidupan anggota-anggota jemaat yang berdomisili di wilayah Gondomanan.
Didorong oleh kebutuhan perawatan yang lebih serius, Majelis Jemaat memutuskan untuk menunjuk dan menugaskan beberapa anggotanya untuk memberikan perhatian khusus kepada Bajem Gondomanan. Karena itu, segeralah dibentuk seksi-seksi yang melengkapi pelayanan Bajem Gondomanan, yang juga melakukan pembinaan wilayah-wilayah, bahkan juga dilibatkan untuk membantu pos kebaktian di Wates. Untuk selanjutnya diperlukan seorang pengerja gereja yang menekuni pelayanan di tengah Bajem Gondomanan. Kemudian dilakukan seleksi atas beberapa calon dan pilihan jatuh kepada Pdt. Yusak Endra Widyapranawa, yang akan mengakhiri pelayanannya di GKI Sokaraja pada akhir 1994 dan berdomisili di Yogyakarta. Peneguhannya selaku pendeta GKI Ngupasan dengan tugas pelayanan di bajem Gondomanan terlaksana pada tanggal 20 Januari 1995.
Berikutnya, Panitia Bajem secara intensif mempersiapkan pendewasaan jemaat yang diprogramkan selama satu tahun 91995-1996). Pertama-tama, panitia menyebarkan formulir kesediaan anggota jemaat GKI Ngupasan untuk menjadi calon anggota jemaat Gondomanan. Semula terkumpul 157 orang yang kemudian menjadi 200 orang hingga akhir September 1995. Dengan dukungan jumlah calon anggota ini, panitia semakin mantap dan secara formal meminta Majelis Jemaat untuk merestui rencana pendewasaan ini, bahkan Panitia juga mempersiapkan rencana pendewasaan ini dengan rangkaian pembinaan, baik lewat ceramah-ceramah, maupun khotbah-khotbah pada kebaktian Minggu. Melalui rapat-rapat pada tanggal 17 Juni, serta 21 September 1995, Majelis Jemaat akhirnya menyetujui rencana ini dan mengajukannya kepada BPMK Klasis Yogya, yang meneruskannya ke Persidangan Majelis Klasis GKI Jateng Klasis Yogya pada tanggal 28-30 Mei 1996 dan disetujui. Oleh karena itu terlaksanalah kebaktian pendewasaan ‘GKI Gondomanan Yogyakarta’ pada tanggal 28 November 1996, dengan susunan Majelis Jemaatnya yang pertama : Tt. Bambang Priyambada (Ketua), Tt. Sri Widodo (Wakil Ketua), Pdt. Yusak Endra Widyapranawa (Penulis I), Dk. Sukoco (Penulis II), Tt. Sujarmoko (Bendahara I), Tt. Hendrata Oscar (Bendahara II), dengan anggota : Tt. Prayogo Pancaharsono, Tt. Langgeng Sumujud, Dk. Sariyadi dan Dk. Sumadi.
Dengan peristiwa ini, disadari sepenuhnya, bahwa pendewasaan bukan akhir dari suatu perjuangan, melainkan justru awal dari perjuangan yang lebih besar untuk mengembangkan karya-karya terbaik bagi kemuliaan nama Tuhan.
Pendewasaan
22 November 1996Jadwal ibadah
Umum | 06.00; 17.00 |
Statistik Anggota Jemaat
Sidi | Baptisan | ||
---|---|---|---|
Pria | Wanita | Pria | Wanita |
146 | 195 | 47 | 28 |
Total anggota jemaat | 416 |
Pendeta Jemaat
Bakal jemaat
- -