Sejarah singkat

Sekitar tahun 1973 GKI Taman Cibunut membuka pos PI di Sekolah Kristen ‘Hidup Baru’.  Namun demikian, karena lokasinya terasa jauh, maka dipindahkan ke Wisma Putera Panti Asuhan Dana Mulia, Jl. Pasteur 12, Bandung.  Dalam perkembangan selanjutnya, pelayanan terhadap Pos PI ini makin ditingkatkan dengan berbagai fasilitas yang lebih memadai.  Hal ini ternyata membuat para anggota jemaat GKI Taman Cibunut yang tinggal di wilayah Utara bersedia berkebaktian di sana, bahkan juga anggota-anggota jemaat dari gereja-gereja yang lain.  Lambat laun jumlah mereka bertambah banyak.  Itulah sebabnya, Majelis Jemaat GKI Taman Cibunut merasa perlu meningkatkannya menjadi Bajem dan makin mengintensifkan pembinaannya, sehingga pada tanggal 1 Desember 1987 didewasakan sebagai jemaat yang mandiri, dengan anggota jemaat sebanyak 123 orang, yang berasal dari GKI Taman Cibunut.  Sebelumnya, Majelis Jemaat GKI Taman Cibunut melakukan kerja sama dengan pihak pengurus Yayasan Panti Asuhan Kristen Dana Mulia (kini Yayasan Kristen Dana Mulia), untuk merenovasi salah satu ruangannya menjadi rumah ibadah.  Peletakan batu pertama renovasi ini terlaksana pada tanggal 1 Februari 1987 dan peresmian penggunaannya pada tanggal 12 September 1987.  Dikemudian hari, GKI Pasteur dilengkapi pula dengan ruang-ruang lain dan gedung serba guna tiga lantai, yang diresmikan pemakaiannya pada tanggal 17 Oktober 1992, untuk memenuhi kebutuhan kegiatan jemaatnya.

Jemaat yang makin pesat bertumbuh ini, kemudian memanggil Pdt. Bachtiar Kokasih (Koo Bing Kiat) yang semula menjadi pendeta mahasiswa di Universitas Kristen Maranatha Bandung, dan diteguhkan pada tanggal 5 Desember 1989.  Selanjutnya, karena tuntutan kebutuhan pelayanan pendeta jemaat ini terdorong untuk memanggil lagi calon pendeta keduanya, atas diri Pdt. Stenly Djalaludin Djatah, lulusan Sekolah Tinggi Teologi Bandung, yang ditahbiskan pada tanggal 14 Februari 2001.  Jemaat ini juga menunjukkan kemampuan finansialnya dengan membangun pastori bagi kedua pendetanya.

Untuk menjawab kebutuhan pelayanan internal, Majelis Jemaat membentuk Yayasan Mitra Nugraha yang melayani kepentingan para anggota jemaat dalam bidang pendidikan, sosial dan pengobatan.  Selain itu, ada juga kegiatan persekutuan, antara lain ceramah atau talk show berkaitan dengan pembinaan jemaat, seperti komunikasi antar pasangan suami istri, retret, acara ‘Jalan Salib’ pada peringatan Paskah, dengan mengambil tempat di luar rumah ibadah, serta darmawisata ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali-Lombok, sementara itu, kegiatan keluarnya dilakukan untuk melayani Panti rehabilitasi eks-narapidana, membuat rumah bagi masyarakat yang terkena banjir di daerah Awiligar dan Bogor, membantu Panti Rehabilitasi Cacat Mental Phalamartha Sukabumi, Yayasan Tuna Netra & Tuna Rungu Kristen ‘Ephata’ Bekasi, serta bersama kelompok Pelayanan Sosial Masyarakat membantu para korban tanah longsor di Tasikmalaya. Dalam perkembangan selanjutnya, jemaat ini masih bergaul akrab dengan jemaat GKI Taman Cibunut dan GKI Arcamanik dalam kebersamaan yang disebut ‘Cipasar’, yakni gabungan dari Cibunut, Pasteur dan Arcamanik.

Di penghujung tahun 2006 ini, tercatat ada 5 orang pengerja yang melayani di GKI Pasteur Bandung, yaitu 2 orang Pendeta dan 3 orang Tenaga Kategorial atas diri: Pdt. Bachtiar Kokasih, M.Th, Pdt. Stenly Djalaludin Djatah, S.Th, Pnt. Rindolos Sumaryo, S.Th, Bpk. Seniman Laowo, S.Th, dan Sdri. Tety N. Y. Telaumbanua, S.Th.