GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me
GKI Klasis Jakarta II

GKI Kebayoran Baru Jakarta

Sejarah singkat

Jemaat ini berawal dari pelayanan kepada anggota-anggota jemaat Gereformeerd Kerk Kwitang yang tinggal di wilayah Kebayoran Baru pada tahun 1950-an.  Majelis Jemaat mengadakan kebaktian di rumah Khouw Jauw lam, yang kemudian berpindah ke gedung SD PSKD, Jl. Bulungan.  Pdt. Liem Ik Tjiang (Irawan T. Salim) selaku pendeta jemaat Kwitang memberikan kesan-kesannya yang mendalam dalam buku peringatan 30 tahun GKI Kebayoran Baru.  Menurutnya, melalui pelayanan pelawatan yang tidak hanya dilakukan kepada anggota-anggota jemaat, tetapi juga kepada para tetangga yang sedang mengalami kesusahan, jemaat di wilayah itu berkembang pesat.  Terlebih sebagai kota satelit pada masa itu, kehadiran pemukiman baru memungkinkan diadakannya kebaktian-kebaktian keluarga secara bergantian daru rumah yang satu ke rumah yang lain.

Tahun 1956-1958 merupakan masa peningkatan dari persekutuan rumah tangga menjadi Pos Kebaktian GKI Kwitang, kemudian statusnya berlanjut menjadi cabang jemaat (istilah kini ‘bakal jemaat’) pada tahun 1958-1962.  Percakapan Pdt. Irawan T. Salim dengan Pnt. T. B. Simatupang dalam perjalanan menuju ke Cisarua untuk menjenguk Pdt. Isaac Siagian, menghasilkan gagasan agar Majelis Jemaat GKI Kwitang mempunyai keberanian untuk mendewasakan cabang jemaat Kebayoran Baru itu.  Itulah sebabnya, dalam persidangan klasis Jakarta yang bersidang di Purbalingga memutuskan untuk merencanakan pendewasaan cabang jemaat ini, yang kemudian terlaksana pada tanggal 25 Februari 1962.

Selanjutnya, Majelis Jemaat GKI Kebayoran Baru, yang diketuai oleh Pnt. Radius Prawiro, memanggil Sdr. Kho Kian Heng (J. H. Wirakotan) untuk menjadi Guru Injil pada tahun 1964, dan kemudian ditahbiskan sebagai pendeta. Selanjutnya, GKI Kebayoran Baru mengembangkan pelayanannya dengan membuka pos-pos kebaktian, secara berurutan, di Bintaro pada November 1974; di Serpong pada 1978; Oktober 1978 di Joint Embassy School (kini Jakarta International School), Trogong, Cilandak; 28 Januari 1979 di Parung; 25 Februari 1982 di Kebayoran Selatan; 8 Desember 1985 di Pondok Karya; 12 Juni 1988 di Jl. Merpati I/18; 24 September 1989 di Pamulang Permai, serta 5 November 1989 di Institut Ilmu Pemerintahan Ampera.

Dalam perkembangan selanjutnya, pos-pos kebaktian itu ditingkatkan menjadi bakal jemaat, yang kemudian didewasakan.  Kenyataan ini membuktikan, bahwa Tuhan memberkati pelayanan GKI Kebayoran Baru, yang tampak dalam peristiwa pendewasaan GKI Bintaro pada tanggal 29 Oktober 1981;  GKI Kebayoran Selatan pada tanggal 20 Juni 1984, yang kemudian berganti nama menjadi GKI Pondok Indah; GKI Puspiptek Serpong pada tanggal 2 Juni 1991, yang kemudian berganti nama menjadi GKI Serpong; GKI Pamulang pada tanggal 23 September 1994; GKI Ampera pada tanggal 4 November 2000; GKI Ciledug Raya pada tanggal 21 Januari 2001.

Untuk melengkapi kebutuhan pelayanan yang makin berat, dipanggillah sejumlah tenaga calon pendeta yang kemudian ditahbiskan menjadi pendeta, yaitu : Sdr. K. G. Hamakonda pada tanggal 1 September 1971 dan Sdr. M. A. Christian pada 1977.  Selanjutnya, Pdt. Christian Tarigan dipanggil dari Jemaat GBKP ‘Tigabinanga’ untuk diteguhkan di GKI Kebayoran Baru pada tanggal 19 Juli 1979; Pdt. Lydia Zakaria dipanggil dari GKI Jl. Bromo Malang dan diteguhkan pada tanggal 30 Agustus 1984;  Menyusul Pdt. Lazarus H. Purwanto, yang sebelumnya melayani GKI Rawamangun dan telah menyelesaikan studi lanjutnya, diteguhkan pada tanggal 25 Februari 1998.  Berikutnya, Pdt. Willem Amos Titaheluw ditahbiskan pada tanggal 1 September 1999, yang kemudian disusul, pada tanggal 1 September 2000, dengan pentahbisan dua pendeta perempuan, atas diri Pdt. Woro Indyas A. Dewi dan Pdt. Marfan Ferdinanda Tahamata secara bersamaan.  Selanjutnya juga ditahbiskan Pdt. Lily Ziane Jacobs pada tanggal 1 September 2001 dan disusul dengan pentahbisan Pdt. T. T. Marison Pardede.

Pada sisi lain, berturut-turut pula dilaksanakan kebaktian emeritasi para pendeta GKI Kebayoran Baru atas diri Pdt. J. H. Wirakotan, Pdt. Lydia Zakaria (tanggal 9 Februari 2000), Pdt. K. G. Hamakonda dan Pdt. Christian Tarigan (tanggal 25 April 2001).  Kini, dengan lebih kurang 10.000 orang anggota jemaat, yang terdiri dari sekitar 20 macam suku bangsa, GKI Kebayoran Baru melintasi kehidupannya dengan melaksanakan kesaksian dan pelayanannya selama lebih kurang 40 tahun di kota metropolitan Jakarta.

Pendewasaan
25 Februari 1962
Jadwal ibadah
Umum08.00; 10.30; 17.00
Anak08.00 
Remaja10.30
Pemuda17.00
Kontak
  • Alamat gereja : Jl. Panglima Polim I/51A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan – 12160Alamat Surat : Gedung Philia, Jl. Panglima Polim I No.6A, Melawai Kebayoran Baru, JAKARTA SELATAN 12160
  • Telp. (021) 7261620 – 7262040 – 7279761; 08118114412
  • kantorgkikb@yahoo.co.id
  • http://www.gkikb.or.id
Statistik Anggota Jemaat
SidiBaptisan
PriaWanitaPriaWanita
25825943455449
Total anggota jemaat 10311
Pendeta Jemaat
  • Pdt. Daniel Bani Winni Emma
  • Pdt. Em. DR. Lazarus Hendra Purwanto
  • Pdt. Em. Jona Henky Wirakotan
  • Pdt. Em. Matheus Agustinus Christian
  • Pdt. Em. Titus Gunawan H.
  • Pdt. Janoe Widyopramono
  • Pdt. Lily Ziane Thalo Jacobs
  • Pdt. Slamet Riyadi Siswaantara, M. Min
  • Pdt. Tohom Marison Pardede
  • Pdt. Woro Indyas Dewi Tobing, M.Th.
Bakal jemaat