Sejarah singkat

Pada mulanya, atas prakarsa GKI Coyudan pada bulan Juni 1956 diadakan kebaktian keluarga (kumpulan rumah tangga) di rumah anggota jemaatnya, yakni Ny. Liem Tjiauw Bing, Jl. Raya Barat Km 11/37, Masaran. Selanjutnya, hadir dalam kumpulan rumah tangga yang diadakan secara rutin itu para tetangga sebanyak rata-rata 15 orang. Para pelaksananya adlah Pdt. S. Tandiowidagdo, Bpk. Siem Tjien Hie dan beberapa anggota Majelis Jemaat GKI Coyudan.

Pada tahun 1966 dibelilah sebuah rumah, yang dijadikan tempat kebaktian pada hari Minggu dan dikunjungi oleh sekitar 40 orang. Panitia Bajem GKI Masaran yang pertama diteguhkan pada tahun 1968, yang terdiri dari Ibu Miendarsih, Bpk. Marto Rahardjo, Bok. Karyo Mulyono, Bpk. Tjipto Hardjono dan Bpk. Markus Kristiono.

Selanjutnya atas berkat Tuhan, dibelilah sebidang tanah di tepi jalan raya, bekas sebuah sekolah. Pembangunan gedung gereja dan pastori segera dilaksanakan dan diresmikan pemakainnya pada tahun 1972 dengan pengguntingan pita oleh Bpk Camat Suradjin dan kebaktian peresmiannya oleh Pdt. S. Tandiowidagdo. Silih berganti, bajem tersebut dilayani oleh para calon pendeta, yakni : Ibu. Yulie Paila, Bpk. Yonathan Sendiko, Ibu Yusnita Puspasari, Bpk. Budi Nugroho Sulaiman, Bpk. M.W. Wyanto (kini dosen Fakultas Teologi UKDW Yogyakarta), Bpk. Andreas Agus Susanto, Bpk. Eddy Widwanto, Bpk. Widiatmo Herjanto, Bpk. Markus Budi Susanto dan Ibu. Debora Kusuma Tioso.

Setelah dipandang tepat waktunya, maka pada tanggal 4 April 1991, Bajem GKI Masaran ini didewasakan menjadi ‘GKI Masaran’ dengan anggota berjumlah 155 orang, serta memiliki Komisi Sekolah Minggu, komisi Remaja, Komisi Pemuda, komisi Wanita dan Komisi Pria. Kendati baru dewasa, jemaat GKI Masaran telah memiliki sebuah Pos PI di Ngawen.