GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me
GKI Klasis Semarang Barat

GKI Beringin Semarang

Sejarah singkat

Sekitar tahun 1950 THKTKH Semarang bersama Gereja Gereformeerd Kalisari memulai Jeugdienst (Pekabaran Injil di kalangan orang muda dalam bahasa Belanda dan Indonesia). Jeugdienst tersebut dilaksa­nakan di Balai Pertemuan Kristen Jl. Bojong / Pemuda (kini Golden Supermarket) 51, dengan tujuan untuk menampung para pemuda/pela­jar dalam persekutuan Kristen pada setiap hari Minggu. Langkah ini tak dapat dilepaskan dari upaya Pdt. Sulaiman Budipranoto yang memahami benar pentingnya memberikan perhatian kepada para pemuda dengan masalah-masalah yang mereka hadapi. Karena pendekatan beliaulah, maka Gereja Gereformeerd Kalisari bersedia bekerja sama menggarap pelayanan ini.

Pelayanan kepada kaum muda ini mendapat bantuan sepenuh hati dari Pnt. Oei Ping Hoo (Timotius Widjaja) dengan mengurus segala sesuatu yang diperlukan. Karenanya, semua pelaksanaan pelayanan ini pun lancar. Selanjutnya, Jeugdienst ini mendapat perhatian para orang dewasa pula, sehingga pada hari Minggu selanjutnya mereka hadir dalam kebaktian tersebut. Oleh sebab itu, juga atas usul Pdt Sulaiman Budipranoto, Jeugdienst ini diganti menjadi kebaktian umum. Perubahan ini terjadi pada bulan Juni 1952 dan selan­jutnya sampai menjadi GKI Rayon II Bojong (1 Juli 1969).

Dengan terbentuknya sistem rayonisasi ini, maka pada tanggal 8 Juli 1969 tersusun Majelis Jemaat GKI Rayon II/Bojong sebagai berikut : Ketua, Pdt Sulaiman Budipranoto; Wakil Ketua, Pnt. Tjahjono Kurniadi; Penulis I, Pnt. Natanael Sugiharto Hartono; Penulis II, Diaken Chris Margono Siswadi; Bendahara, Pnt. Jusuf Agus Wenas; Anggota-anggota, Diaken Ny Hartati Iman Santosa, Pnt. Lukas Atmadi, Pnt. Yahya Kurnia Winata, Pnt. Mozes Sudirgo Nugro­ho, Pnt. Wudjud Setiawan, Diaken Slamet Widjaya dan Pnt. Harjanto Susilo.

Selanjutnya dalam rangka pengembangan Rayon II tersebut, jemaat merasa perlu untuk mendapat gedung gereja sendiri. Bersyukur, bahwa Tuhan mengaruniakan sebuah gedung, bekas rumah dr. Angenent, di Jl. Beringin 15 (kini Jl. Pierre Tendean) pada tanggal 9 Agustus 1969. Setelah dirombak di sana sini, maka pada tanggal 24 Desem­ber 1969 pukul 23.00 dipergunakan untuk kebaktian Malam Natal, yang dipimpin oleh Pdt Sulaiman Budipranoto. Selanjutnya, per Januari 1970 kebaktian di Jl. Pemuda 51 resmi pindah ke Jl. Pierre Tendean 15. Bahkan pada tanggal 20 Juni 1971 dilaksanakan upacara peletakan batu pertama gedung pertemuan Balai Elim yang disusul dengan pemugaran bagian depan gedung gereja lama sekali­gus juga perluasan dengan panitia pelaksananya yang terdiri dari Pdt. Sulaiman Budipranoto, Bapak Tjahjono Kurniadi, Bapak Yahya Kurnia Winata dan Bapak Mozes Sudirgo Nugroho. Adapun ketua pelaksana pembangunannya adalah Pnt. N. S. Hartono dengan arsitek perencananya Ir. Adrianto dan pelaksana pembangunannya Ir. Paulus Mulyadi.

Pada tahun 1971, diketahui, bahwa Balai Elim mengalami kerusakan akibat rayap, sehingga perlu dibongkar dan diganti dengan kon­struksi baja, sekaligus juga menambah fasilitas ruang Perpusta­kaan dan ruang Serbaguna. Untuk melaksanakan pembongkaran dan pembangunan gedung tersebut, dibentuk panitia yang diketuai oleh Pnt. NS Hartono, dengan arsitek dan pelaksana pembangunannya Ir. Antho­ny Kusuma.

Tercatat anggota jemaat pada tahun 1970 berjumlah 392 orang dan kebaktian diadakan pada pukul 07.30 dan dihadiri rata-rata oleh 200 orang. Hal ini dapat kita pahami, mengingat tempat kebaktian ini masih baru. Baru pada tahun 1971 kebaktian diadakan pukul 06.00 dan pukul 07.30, dan pada tahun 1972 Sdri. Johana Aswani membantu pelayanan Pdt. Sulaiman Budipranoto sebagai tenaga khusus, yang melayani pengelolaan Depot Buku `Sabda Mulia', guru PAK di sekolah, berkhotbah, berkunjung, memimpin katekisasi dan Pemaha­man Alkitab. Kebaktian hari Minggu biasa berkembang pesat, pukul 06.00 sekitar 250 orang dan pukul 07.30 sekitar 480 orang, se­hingga tak tertampung lagi. Terlebih pada hari raya Kristen seperti Natal / Tutup Tahun. Oleh sebab itu, perluasan gedung gereja amat mendesak.

Pengamatan terhadap sebab-sebab perkembangan jemaat adalah antara lain peranan komisi, khususnya Komisi Sekolah Minggu, Pemuda, Remaja dan Wanita; peningkatan usaha pembinaan; urbanisasi dari kota-kota di sekitar Semarang; peranan Pos PI dan Unit Persekutuan Pembinaan Iman (UPPI), kendati masih pada tahap awal. Komisi PI dibentuk untuk mengembangkan Pos-pos PI ada di Poncowolo, Kra­pyak, Manyaran dan Sampangan.

Peningkatan Komisi Pemuda, Komisi Paduan Suara dan Musik `Eliatha', Komisi Literatur sebagai perwujudan nyata pelayanan literatur `Sabda Mulia', Komisi Remaja, Komisi Madya dan Komisi Sekolah Minggu dilakukan antara lain dengan kehadiran Sdr. Timothy L. John (Timothy SHD) pada tanggal 1 Pebruari 1978, Sdr. Ade Gunawan dan Sdr. Johannes Liem. Juga dengan pemanggilan Sdri.. Nurhayati Girsang dengan tugas untuk memperhatikan Pendidikan Agama Kristen (PAK) di sekolah. Dengan demikian para siswa dapat ikut mengem­bangkan kehidupan rohaninya lewat berbagai kegiatan gereja. Untuk lebih meningkatkan lagi, dibentuk pula Komisi Pendidikan. Sayang beliau meninggalkan GKI Beringin dan kita ketahui beliau ditah­biskan sebagai pendeta di GKI Gunung Sahari, Jl. Gunung Sahari IV/8, Jakarta, pada tanggal 25 Oktober 1999.

Pada 22 Maret 1979 Tuhan memanggil pulang hamba-Nya yang setia Pdt. Sulaiman Budipranoto dalam usia 59 tahun, setelah melayani pekerjaan Tuhan sejak 1943 di Ambarawa dan 1947 di Karangsaru Semarang hingga emeritasinya pada tanggal 31 Oktober 1978. Kenda­ti jejak pelayanan beliau ada di Tegal, Pekalongan, Purwodadi, Rembang, Lasem dan Juana, dll. Beliau juga menekuni pekerjaan sinodal / klasikal, di bidang pendidikan antara lain lembaga pendidikan Kristen seperti Yayasan Sekolah Kristen Indonesia dan di bidang kesehatan dalam pembentukan YAKKUM.

Pelayanan Sdr. Timothy L. John berlanjut dengan penahbisannya selaku pendeta jemaat pada tanggal 3 Nopember 1982, sekaligus  mengumumkan perubahan nama beliau menjadi Pdt Timothy SHD. Kemu­dian menyusul penahbisan Sdr. Andreas Gunawan Priyono sebagai pendeta pada tanggal 29 September 1986.

Dalam perkembangan hingga tahun 1986 sekali lagi dijumpai, bahwa gedung gereja, pastori dan gedung yang lain dirusak oleh rayap. Hal ini mendorong jemaat untuk memikirkan usaha untuk mengatasin­ya. Karenanya, dibentuk Panitia Pemugaran Gedung Gereja yang terdiri dari Ketua Umum Pdt. Timothy SHD, Ketua Bidang Perencanaan dan Konstruksi Pnt. Ir Adrianto dengan anggota-anggotanya Ir. Johnny Hendrawan Satria dan Ir. Antonius Adrianto; Ketua Bidang Penggalangan Dana Pnt. TE Hadisoesanto dengan anggota-anggotanya Pnt. Haryono Budiyuwono, Pnt. Agus Susanto dan Bapak Wudjud Setiawan; Penulis Pnt. Hendrata Santosa; Bendahara Debet Pnt. Lukito Budiono dan Bendahara Kredit Pnt. Isana Takwarif.

Belajar dari pengalaman pembangunan yang lalu, kali ini ditentu­kan, bahwa bentuk fisik gedung gereja dirancang untuk mewujudkan bangunan gedung gereja yang khas, sederhana namun megah bagi kebesaran Tuhan dan merupakan pembangunan secara final, bebas rayap, dengan kapasitas minimal untuk 900 tempat duduk, dengan biaya swadaya jemaat tanpa meminta bantuan dari luar.

Pada akhirnya, pendewasaan terlaksana pada tanggal 6 Pebruari 1987 dengan susunan Majelis Jemaatnya yang pertama sbb.: Pdt. Timothy SHD, Pdt Andreas Gunawan Priyono, Para Pnt : Johanes Liem, Nurhayati Girsang, Susanto Kurniawan, Tjahjono Kurniadi, Adi Rahardjo, Isana Takwarif, SS Chrisman, TE Hadisoesanto, S. Haryono Budiyuwono, Guno Leksono, D. Handoyo Pranoto,  Sardjono Elisa, Adrianto, Lukito Budiono, EK Notowidagdo, Eddy Sumitro, CS Siswadi, Bayu Wonodirdjo, Paulus Mulyadi, Agus Susanto, Zakheus Budiono dan Agus Purnomo; Para Diaken : Ny K. Hadirahardjo, Ny Titus Setiadji, Ny Wiendrati Budhiman, Suryanto Herwanto dan Adi Lestijanto.

Dengan semakin berkembangnya jumlah jemaat GKI Beringin yang mencapai 3000 orang, maka dalam perkembangan selanjutnya, GKI beringin menahbiskan lagi pendetanya atas diri Pnt. Yohanes Liem, pada tanggal 24 Desember 1996 atas diri Pnt. Daniel Budijono, pada tanggal 1 Juli 1999 atas diri Pnt. Mira Novita Thios, pada tanggal 17 Mei 2001 atas diri Pnt. Irwan Hidayat, dan pada tanggal 17 September 2004 atas diri Pnt. Samuel Wahyudi sebagai Pendeta Tugas Khusus di Sekolah Krista Mitra Semarang, sehingga jumlah Pendeta GKI Beringin sebanyak 7 orang.

Guna mendukung pelayanan kepada jemaat, maka diadakan renovasi serta pembangunan Graha Elim, sehingga fasilitas ruangan untuk Sekolah Minggu, Kebaktian remaja, ruang latihan Paduan Suara, ruang rapat MJ dan BPJ, ruang konseling bisa terpenuhi. Selain itu, GKI Beringin juga telah mendirikan Yayasan Pendidikan Kristen Krista Mitra yang mengelola SMP dan SMA Krista Mitra dan telah diakreditasi A, dengan jumlah murid sebanyak 700 orang.

GKI Beringin juga melayani para taruna/i Akpol setipa hari Minggu di gereja Akpol, dan sejak tahun 2003 GKI Beringin telah ditunjuk secara resmi oleh Gubernur Akpol, Irjen Pol. I. Lebang sebagai gereja yang melayani pembinaan iman para taruna/i sebanyak kira-kira 150 orang. Untuk itulah, setiap hari Minggu dilayankan Kebaktian Umum pada pkl. 06.00 WIB, Pembinaan Iman setiap hari Jumat pkl. 11.30 WIB dan setiap hari Jumat minggu ke V dadakan Perjamuan Kasih, serta setiap tahun diadakan RC.

Pendewasaan
6 Februari 1987
Jadwal ibadah
Umum06.00; 08.00; 10.00
Kebaktian Kaum Muda17.00
Remaja08.00
Anak08.00; 10.00; 17.00

 

Umum Puri Ajasmoro09.00

Total Jemaat : 3.531 Orang

Kontak
  • Jl. Kap. P . Tendean 15, Semarang – 50132
  • Telp (024) 3546650 ; Fax (024) 3552262; 082137479554
  • gki_beringin@yahoo.com
  • http://www.gkiberingin.or.id
Statistik Anggota Jemaat
SidiBaptisan
PriaWanitaPriaWanita
Total anggota jemaat 0
Pendeta Jemaat
  • Pdt. Edwart Kristian Tambunan, M. Min
  • Pdt. Em. Andreas Gunawan Pr
  • Pdt. Em. Johannes Liem, S.Th
  • Pdt. Mira Novita Thios, S.Th
  • Pdt. Timothy Setiawan
Bakal jemaat
    -