GKI Klasis Semarang Timur
GKI Taman Majapahit Semarang
Sejarah singkat
Kerinduan Majelis Jemaat GKI Karangsaru Semarang dan GKI Peterongan Semarang untuk mendirikan sebuah jemaat di Semarang Timur. Merupakan keinginan yang sejak lama dicita-citakan. Hal itu terbukti dengan diadakannya Persekutuan Doa di daerah Semarang Timur, misalnya, di daerah Tlogosari yang dikelola oleh GKI Karangsaru dan di Jl. Majapahit, di rumah almarhum Bpk. Simon Santoso dan Bpk. Samat Sukoprayitno, yang dikelola oleh GKI Peterongan.
Usaha pencairan tanah untuk rumah ibadah di Semarang Timur juga dilakukan sebelum tahun 1990, bahkan Majelis Jemaat GKI Peterongan menempatkan Capen Wibisono Siswanto,S.Th, dengan mengontrakkan rumah pastori di daerah Kekancan Mukti Semarang Timur, dengan maksud dan harapan untuk dapat membangun persekutuan jemaat sebagai cikal bakal berdirinya jemaat di wilayah Semarang Timur.
Pencarian lahan untuk rumah ibadah tersebut bukan merupakan pekerjaan yang mudah, seperti halnya mencari lahan untuk rumah tinggal, sebab yang mnejadi penghambat utama adalah masalah dana, lingkungan, lokasi yang strategis, serta Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) rumah ibadah.
Didukung oleh perkembangan kota Semarang yang mengarah ke Timur dan Selatan, yang ditandai dengan dibukanya perumahan-perumahan baru di daerah Semarang Timur, serta banyaknya jemaat GKI Karangsaru dan GKI Peterongan yang berdomisili di daerah tersebut, maka kerinduan untuk mengadakan rumah ibadah menjadi pergumulan kedua Majelis Jemaat.
Pada bulan Juli 1993, seorang anggota Majelis Jemaat GKI Peterongan mendapat informasi bahwa akan didirikan kompleks Perumahan Taman Majapahit Estate. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dilakukanlah pendekatan dengan pihak pengembang mengenai kemungkinan didirikannya sebuah rumah ibadah sesuai dengan kerinduan GKI Karangsaru dan GKI Peterongan di wilayah Semarang Timur. Mengingat salah seorang direksi PT. Kekancan Mukti, Ibu Ninditarini Yutata adalah anggota jemaat GKI Karangsaru, maka kerinduan tersebut mendapat tanggapan yang sangat positif.
Selanjutnya, melalui pembicaraan informal antara anggota Majelis Jemaat GKI Peterongan dengan Pdt. Benyamin Susilo dari GKI Karangsaru, dibahas persoalan mengenai kesulitan yang harus dihadapi dalam hal kerjasama tersebut. Hal ini berkaitan dengan Tata Gereja GKI Jateng yang tidak mengatur adanya Bakal Jemaat yang didirikan oleh dua jemaat. Untuk menindaklanjutinya, maka hal tersebut dilaporkan dalam Persidangan masing-masing Majelis Jemaat, yang mendapat respon dan dukungan dari seluruh Majelis Jemaat.
Pada bulan November 1993, dilakukan penjajagan kerjasama yang disertai dengan penyusunan proposal untuk disampaikan kepada kedua Majelis Jemaat, yang akhirnya menyetujui kerjasama tersebut. Bentuk kerjasama ini senantiasa dilakukan dengan berpedoman pada Tata Laksana GKI Jateng, meskipun belum pernah dilakukan di lingkungan GKI Jateng, yaitu kerjasama dua jemaat untuk membangun sebuah jemaat yang baru, yang nantinya akan menemui kesulitan dalam pemberian nama Pos PI atau Bakal Jemaat tersebut.
Dalam hal penamaan panitia pun disesuaikan dengan situasi, agar dalam hubungannya dengan pemerintah dan masyarakat tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan Pos PI. Oleh karena itu, proyek pengembangan kerjasama ini diberi nama Pengembangan Jemaat GKI Wilayah Semarang Timur, sehingga panitianya pun diberi nama Panita Pembinaan Jemaat GKI Wilayah Semarang Timur.
Pada tanggal 30 Maret 1994, calon panitia yang pertama kali dibentuk mengadakan pertemuan untuk membicarakan rencana pengembangan jemaat di wilayah Semarang Timur. Pada tanggal 15 Mei 1994, Panitia Pembinaan Jemaat GKI Wilayah Semarang Timur dilantik oleh kedua Majelis Jemaat dalam kebaktian pukul 08.00 WIB di GKI Peterongan, yang dipimpin oleh Pdt. Benyamin Susilo dan dalam kebaktian tersebut juga ditandatangani dokumen kerjasama oleh kedua Majelis Jemaat.
Dengan modal persetujuan kerjasama dan dana yang ada, panitia mulai bekerja dengan melihat lokasi, serta melakukan negosiasi dengan pihak PT. Kekancan Mukti. Lokasi rumah ibadah sempat berpindah karena master plan proyek mengalami perubahan yang memakan waktu hampir 1 (satu) tahun. Namun demikian, panitia tidak berputus-asa, melainkan terus melengkapi syarat-syarat guna mengurus ijin. Akhirnya keluarlah rekomendasi dari Departemen Agama yang bermanfaat untuk mengurus Ijin Prinsip dan Ijin Mendirikan bangunan (IMB), guna memulai pembangunan gedung gereja.
Pada tanggal 19 Mei 1995 dilakukanlah penyerahan kapling setelah lokasi terpilih dan harga tanah disetujui. Selanjutnya, pada tanggal 8 Juni 1995, dilakukan perjanjian jual beli pendahuluan, sementara panitia terus mengurus ijin, yang tidak mudah dan harus melalui tahap demi tahap dri instansi terkait.
Menjelang kampanye Pemilu 1997, bagaikan mendapatkan hadiah Paskah, IMB keluar. Bertepatan dengan hari Paskah, tanggal 30 Maret 1997, dilaksanakan Kebaktian Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja, dengan target bahwa pada Natal tahun 1997 dapat dilaksanakan Kebaktian Natal, sekaligus Kebaktian Perdana di gedung tersebut. Bagai suatu hadiah Natal bagi warga GKI di wilayah Semarang Timur, berkat Tuhan yang terus mengalir menyebabkan proses pembangunan tidak mengalami kesulitan dana, meskipun di tengah krisis moneter yang terjadi pada saat itu.
Akhirnya, pada tanggal 26 Desember 1997, pukul 17.00 WIB, sesuai dengan rencana, diadakanlah Kebaktian Perdana, Peresmian Gedung Gereja, sekaligus Kebaktian Natal yang menjadi tonggak sejarah berdirinya jemaat GKI Taman Majapahit Semarang.
Pembinaan aktivis terus dilakukan dan aktivitas bergereja pun terus berkembang dengan baik, yang mengarah pada kemandirian dalam hal dana dan daya terlihat dengan jelas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kedua Majelis Jemaat mengajukan permohonan kepada BPMK GKI Jateng Klasis Semarang Timur untuk dapat meningkatkan statusnya, dari Pos Pembinaan Jemaat menjadi Bakal Jemaat. Pelawatan Khusus oleh BPMK GKI Jateng Klasis Semarang Timur ke GKI Karangsaru dan GKI Peterongan Semarang dilakukan pada tanggal 9 November 1998. Hasil pelawatan tersebut direkomandasikan ke Persidangan II Majelis Klasis GKI Jateng Klasis Semarang Timur pada tanggal 14-16 Juni 1999.
Pada tanggal 4 April 1999, bertepatan dengan hari Paskah, status Bakal Jemaat diresmikan dalam Kebaktian Khusus dan namanya diubah menjadi GKI Karangsaru dan Peterongan Semarang Bakal Jemaat Taman Majapahit Semarang.
Setelah kemandirian dari para aktivis dan para calon Majelis Jemaat GKI Taman Majapahit dirasa cukup, maka Majelis Jemaat GKI Karangsaru maupun GKI Peterongan Semarang mengajukan permohonan kepada BPMK GKI Jateng Klasis Semarang Timur untuk bisa menyetujui pendewasaan bakal Jemaat Taman Majapahit. Pada tanggal 19 Februari 2001, pukul 19.00 WIB di Bakal Jemaat Taman Majaphit diadakan Pelawatan Khusus BPMK GKI Jateng Klasis Semarang Timur kepada GKI Karangsaru dan GKI Peterongan Semarang dalam rangka penelitian kelayakan menjadi jemaat dewasa. Selanjutnya, hasil pelawatan disampaikan pada Persidangan VI Majelis Klasis GKI jateng Klasis Semarang Timur tanggal 14-16 Mei 2001 di Bandungan, di mana persidangan kemudian memutuskan menyetujui pendewasaan Bajem Taman Majapahit menjadi Gereja Kristen Indonesia Taman Majapahit Semarang.
Akhirnya, pada hari Rabu tanggal 8 Agustus 2001, bertepatan denga HUT ke-56 GKI Jateng, berdirilah jemaat baru yang diberi nama Gereja Kristen Indonesia Taman Majapahit Semarang, yang menjadi Jemaat ke-81 dari Jemaat Gereja Kristen Indonesia Jawa Tengah. Adapun susunan Majelis Jemaat yang pertama, periode tahun 2001-2004, dari GKI Taman Majapahit Semarang adalah Pnt. Jonathan Djulijono (Ketua), pnt. Widyanti (Sekretaris), Pnt. Sulistijana Tjahjana (Bendahara), Pnt. David Soetrisno (Anggota), Pnt. Yohanes Budi Prawoto (Anggota), Pnt. Lukman Effendy (Anggota) dan Pnt. Lianawati Santoso (Amggota).
Selanjutnya, dengan bantuan dana dari BPMK GKI Jateng Klasis Semarang Timur dan melalui kepedulian dan peran serta berbagai pihak yang telah digerakkan oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri, sebuah rumah pastori lengkap dengan isinya telah dimiliki oleh GKI Taman Majapahit Semarang.
Puji Syukur, atas penyertaan dan anugerah dari Tuhan Yesus Kristus, pada tahun 2006 ini GKI Taman Majapahit telah memasuki usia ke V, itu adalah suatu hal yang sungguh luar biasa, karena sudah banyak berkat yang diterima, juga sudah banyak yang telah dilakukan oleh GKI Taman Majapahit, diantaranya adalah pada bulan Maret 2005, GKI Taman Majapahit telah resmi membeli sebidang tanah di belakang gereja, tepatnya di Jl. Boegenville Raya No. 63 – EE Semarang. Semua ini tidak lepas dari dukungan segenap anggota jemaat dan juga dari BPMK GKI Klasis Semarang Timur.
Dengan keberadaan anggota jemaat yang semakin bertambah, dan juga kebutuhan dari anggota jemaat yang tidak bisa mengikuti Kebaktian di hari Minggu (khususnya Guru Sekolah Minggu dan orang tua yang mengantar anak-anaknya Sekolah Minggu), maka di tahun 2006, tepatnya hari Sabtu tanggal 15 Januari 2006, diadakan Kebaktian Akhir Pekan yang perdana. Kebaktian Akhir Pekan ini dikemas dengan sedikit nuansa yang berbeda (kontemporer) karena kebaktian ini diiringi oleh Tim Band, namun tidak terlepas dari liturgi GKI. Oleh sebab itu, di tahun 2006 ini, kebaktian di GKI Taman Majapahit ada 2 jam kebaktian, yaitu Kebaktian Akhir Pekan setiap hari Sabtu pkl. 18.00 WIB dan Kebaktian Minggu pkl. 08.30 WIB.
Sampai penghujung tahun 2006, GKI Taman Majapahit juga masih bergumul untuk memiliki seorang pendeta. Selama kurun waktu 5 tahun ini, GKI Taman Majapahit dilayani oleh Pendeta Konsulen, yaitu tahun 2001 – 2006 oleh Pdt. Johannes Lie dari GKI Karangsaru dan tahun 2006 – 2008 oleh Pdt. Ibu Anna Johan dari GKI Peterongan. Selain itu, pelayanan di GKI Taman Majapahit juga dibantu oleh Mahasiswa Praktek (2 bulan atau 1 tahun), serta Tenaga Bantuan Pelayanan. Keanggotaan jemaat GKI Taman Majapahit setiap tahunnya mengalami pertambahan, dan sampai bulan September 2006 tercatat anggotanya sebanyak + 300 orang dan anggota baptisan sebanyak + 130 orang, dengan jumlah Penatua sebanyak 8 orang.
Pendewasaan
8 Agustus 2001Jadwal ibadah
Umum | 08.30 |
Kebaktian Akhir Pekan | 18.00 (Sabtu) |
Remaja | 06.45 |
Anak | 08.45 |
Pemuda | 17.30 |
KUL | 09.00 (Sabtu) |
Statistik Anggota Jemaat
Sidi | Baptisan | ||
---|---|---|---|
Pria | Wanita | Pria | Wanita |
147 | 208 | 53 | 35 |
Total anggota jemaat | 443 |
Pendeta Jemaat
Bakal jemaat
- -
Pos
- -