GKI Klasis Purwokerto
GKI Banyumas
Sejarah singkat
Pada awalnya, GKI Banyumas merupakan cabang dari GKI Purwokerto sekitar tahun 1954-1955. kebaktian pertama kali diadakan di SD Kristen Lama (Jl. Gatot Subroto, Banyumas), di ruang tengah yang menghadap ke jalan raya, sampai dengan Januari 1960. Pengunjunga kebaktian sekitar 40 orang dan pendeta yang melayani adalah Pdt. The Sing Liong. Kemudian, tempat kebaktian dipindah ke GKJ Banyumas (Jl. Onderan) sampai dengan tanggal 17 Desember 1982. pengunjung kebaktian mengalami pasang surut, bahkan pernah hanya 3-6 orang pada tahun 1963-1964. Hal ini disebabkan karena sebagian besar umat bertempat tinggal di sebelah barat jalan raya.
Pada tahun 1967, Pdt. The Sing Liong pindah ke Salatiga karena mendapat panggilan dari GKI Salatiga untuk menjadi gembala di GKI Salatiga dan bertugas di Deputat Umum Sinode Jawa Tengah. Sebagai pengganti Pdt. The Sing Liong, GKI Banyumas dilayani ole Pdt. Gayus Gunawan dari GKI Purwokerto hingga tahun 1968. dikarenakan GKI Banyumas bukan lagi cabang dari GKI Purwokerto, melainkan cabang dari GKI Sokaraja, maka mulai saat itu GKI Banyumas dilayani oleh Pdt. S. K. Tanuwidjaja (Tan Siok Koen) dari GKI Sokaraja. Setelah Pdt. S. K. Tanuwidjaja mendapat panggilan dari GKI Kebumen, maka pengerja GKI Banumas kemudian berganti-ganti. Para pengerja GKI Banyumas pada saat itu antara lain: Drs. The Koen Bik, Kusena Muliana, Andreas Agus Susanto (The Yoe Liang), Agus Susanto, dan Pdt. Em. Petrus Hardjopranoto. Pada awalnya, mereka yang membantu di GKI Banyumas disebut panitia. Panitia pertama terdiri dari: Bpk. A. Soekarso Sampan, Bpk. The Hoey King, Bpk. Tjhie Hway Poen, kemudian pada tahun 1972 ditambah Bpk. The Ie Tjiang, Bpk. Tan Kiong Tjoe, dan Bpk. Liem Tjioe Hing.
Kemudian, pada tanggal 2 Februari 1980 dibentuklah panitia pembangunan gedung gereja dan pastori GKI Banyumas. Pantia tersebut diketuai oleh Pdt. Agus Susanto (GKI Sokaraja) dan dilanjutkan oleh Pdt. Em. Petrus Hardjopranoto. Panitia membeli tanah dari Bpk. Harto Mulyono (Kwee Thian Tjae) seluas 685 m2 yang terletak di Jalan Pungkuran, Banyumas. Pembangunan pastori dimulai pada tangal 18 Februari 1982 dan dilanjutkan dengan pembangunan gedung gereja yang dimulai pada tanggal 18 Juni di tahun yang sama. Setelah gedung gereja dan pastori selesai dibangun, maka diresmikanlah kedua gedung tersebut pada tanggal 18 Desember 1982.
Perjalanan GKI Banyumas selanjutlah adalah memasuki masa pendewasaan. Setelah diadakan persiapan-persiapan menuju dewasa, dan juga dengan semacam penataran bagi jemaat yang diberikan oleh Pdt. Em. Petrus Hardjoparanoto selama setengah tahun, maka pada tanggal 20 Desember 1984 GKI Banyumas didewasakan. Pada saat pendewasaan tersebut, GKI Banyumas memiliki 8 anggota panitia, yaitu: Pdt. Em. Petrus Hardjopranoto, Bpk. Ting Kik Liang, Bpk. Ting Kik Tiong, Bpk. Hendra Tjahjana, Bpk. A. Soekarso Sampan, Bpk. Tan Kiong Tjoe, Ibu Ong Bie Ing, dan Ibu Ong Poen Lie.
Berubahnya status GKI Banyumas menjadi sebuah jemaat dewasa tentu membutuhkan seorang gembala jemaat. Sehingga, melalui berbagai proses, pada akhirnya Majelis Jemaat GKI Banyumas memutuskan untuk memanggil Sdr. Yohanes Priyatno Hamijaya, S.Th. Surat pemanggilan dilayangkan pada tanggal 28 Juni 1994, dan tak lama kemudian mendapat tanggapan yang positif, sehingga melalui berbagai proses akhirnya pada tangal 26 September 1995 Sdr. Yohanes Priyatno Hamijaya ditahbiskan menjadi pendeta jemaat GKI dengan basis pelayanan GKI Banyumas, dan sekaligus menjadi pendeta pertama yang ditahbiskan di GKI Banyumas.
Pada tahun 2000, Pdt. Yohanes Priyatno Hamijaya, S.Th. mengakhiri masa pelayanannya di GKI banyumas. Sejak saat itu, GKI Banyumas kembali mengalami kekosongan pengerja, sehingga yang melayani adalah Pendeta Konsulen. Pada tahun 2001 – 2003, Pendeta Konsulen GKI Banyumas adalah Pdt. Guruh Jatmiko Septavianus dari GKI Ajibarang. Selanjutnya, tahun 2003 – 2005 adalah Pdt. Gatot Pudja Tamtama dari GKI Sokaraja, dan selanjutnya BPMK GKI Klasis Purwokerto mengangkat Pdt. Gatot Pudja Tamtama kembali untuk menjadi Pendeta Konsulen GKI Banyumas untuk periode yang ke-2, tahun 2005 – 2007.
Walaupun GKI Banyumas bisa dilayani oleh Pendeta Konsulen, namun tidaklah lengkap jika sebuah jemaat tidak memiliki Pendeta Jemaat sendiri. Untuk itulah, Majelis Jemaat GKI Banyumas memanggil Sdri. Peniati Sihpurworini untuk memasuki masa orientasi selama dua tahun (1 April 2003 – 31 Maret 2005). Namun sayang, proses orientasi Sdri. Peniati Sihpurworini tidak dilanjutkan ke tahap pemanggilan.
Selanjutnya, di awal tahun 2006 Jemaat GKI Banyumas memanggil Sdri. Santi Kurnianingrum untuk menjalani masa perkenalan selama 3 bulan (8 Januari – 7 April 2006). Setelah menjalani masa perkenalan tersebut, Majelis Jemaat GKI Banyumas melakukan evaluasi dan merasa cocok dengan pelayanan Sdri. Santi Kurnianingrum. Untuk itulah pada tanggal 15 Mei 2006, Majelis Jemaat GKI Banyumas melayangkan surat pemanggilan kepada Sdri. Santi Kurnianingrum untuk memasuki masa orientasi. Namun sayang, pada tanggal 5 Juni 2006, Majelis Jemaat menerima balasan surat dari Sdri. Santi Kurnianingrum yang isinya ketidaksediaannya menerima pemanggilan tersebut. Dahulu GKI Banyumas menolak Sdri. Peniati Sihpurworini, sekarang ditolak oleh Sdri. Santi Kurnianingrum, itulah romantika kehidupan jemaat GKI Banyumas. Namun, dengan jumlah Penatua sebanyak 7 (tujuh) orang, saat ini tetap bersemangat untuk bersekutu, bersaksi, melayani, dan tak bosan-bosannya untuk terus mencari seorang pendeta untuk melayani GKI Banyumas.