GKI Klasis Purwokerto
GKI Purbalingga
Sejarah singkat
Bermula, seorang pekabar Injil Gan Kwee datang di Purbalingga pada tahun 1830 dan bertemu dengan Sdr. Kho Tek San, seorang pencari ilmu-ilmu dan agama-agama. Memang ia berniat mencari kehidupan yang sejati (sejatining urip) dan pertemuan antara pekabar Injil Gan Kwee dan Sdr. Kho Tek San merupakan pertemuan yang pertama dan terakhir. Sebelum berpisah, Gan Kwee berpesan, agar ia menjumpai Ny. van Oestrum Philip di Banyumas, sehingga ia dapat mengenal Tuhan Yesus lebih dalam lagi. Ternyata pesan itu dipenuhi dan Sdr. Kho Tek San benar-benar menemukan mutiara hidup yakni hidup yang sejati itu. Ia beserta seluruh keluarganya yang berjumlah 11 orang dibaptis oleh Pdt. A. Vermeer pada tanggal 5 Mei 1866. Sejak saat itu ia bernama Paulus Kho Tek San.
Pdt. A. Vermeer sendiri membentuk Gereja Kristen Jawa Purbalingga dan melayani jemaat itu sampai akhir hayatnya pada tanggal 26 Oktober 1892. Di batu kuburnya tertulis ayat dari Wahyu 14 : 13. Berikutnya menyusul pendeta utusan bernama Gerrid Johannes Ruijsennaers yang hanya sebentar saja melayani jemaat dan ia meninggal pada tanggal 5 Juli 1907. Kemudian datang Pdt. Dr B.J. Esser yang bekerja di Purbalingga dari tahun 1908 sampai 1940. Ia didampingi oleh dokter M.W. Stokum yang memberitakan Injil melalui bidang pengobatan. Sebagai wujud usaha Nederland Zendings Genootschap ia mendirikan Rumah Sakit `Trenggiling', yang diresmikan pada tanggal 24 Desember 1910. Masyarakat amat bersyukur dengan adanya rumah sakit ini, sehingga merupakan kesaksian yang baik di tengah mereka. Menyusul kemudian seorang Inggris bernama L. Alkerson pada tahun 1918-1921 mengabarkan Injil kepada anak-anak dan pemuda. Ia mati tenggelam di pusaran kali Klawing bersama seorang murid yang hendak ditolongnya. Ia dikuburkan di kuburan Tionghoa di Sawangan dan di batu kuburnya dtulis ayat dari Yohanes 15 : 13. Kemudian datanglah G. Hanskam yang mendirikan Hollandsche Chinese Zendings School pada tahun 1925. Pelayanannya yang baik di bidang pendidikan mendorong para orang Tionghoa untuk menerima Injil dan memang sekolah tersebut merupakan ladang subur bagi benih Injil. Sejak saat itu, orang Tionghoa yang telah berjumlah 20 orang itu mengadakan kumpulan perumahan di rumah keluarga J. Tan Tjwan Ling, Jl Stasiun, dipimpin oleh guru sekolah A.J. Swanborn. Kumpulan perumahan itu diadakan di Poliklinik Kristen, Jl. Lawaijo, yang kemudian berpindah ke Jl. Serang. Para pemimpinnya berganti-ganti Pdt. Dr B.J.Esser, Pdt. J.A.C. Rullman, Pdt. A.F.J. Pieron, baru kemudian dipanggil seorang guru Injil bernama Koo Bie Liong.
Dalam perkembangan selanjutnya, dirasakan perlu untuk membentuk panitia gereja pada tahun 1943, terlebih situasi politik mendorong jemaat untuk memulai menangani sendiri kegiatan gerejawinya. Guru Injil Koo Bie Liong melakukan tugasnya dengan giat, sehingga jemaat bertambah dan tercatat sebanyak 46 orang. Untuk kebaktian dan kegiatan lain dipakailah gedung Jl. Serang hingga tahun 1971, sementara polikinik zending tidak lagi menggunakan tempat itu. Bahkan dengan segera pula jemaat didewasakan menjadi Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee (THKTKH) pada tahun 1943 dengan susunan Majelis Jemaatnya yang pertama : Pnt. Koo Bie Liong, Pnt. Tan Eng Giam, Diaken Ho Bian Hiem, Diaken Kho Oen Liang dan Konsulennya Pdt. Go Eng Tjoe. Selanjutnya, karena kesehatan guru Injil Koo Bie Liong terganggu, maka ia digantikan oleh guru Injil Siem Tjien Hie dan mengalami banyak kemajuan. Ia juga dibantu oleh Sdr. Ho Swan Po, anggota jemaat biasa, namun aktif dalam pelayanan Sekolah Minggu, Pemuda dan Pekabaran Injil, bahkan pelayanannya sampai di Sokaraja. Sayang sekali, Guru Injil Siem Tjien Hie tak dapat melanjutkan pelayanannya, berhubung ketika terjadi agresi militer pada tahun 1947 ia sedang cuti dan tak dapat kembali ke Purbalingga. Guru Injil Kho Im Liong dipanggil untuk melanjutkan pelayanan di jemaat Purbalingga dan beliau mengembangkannya ke Purwareja Klampok dan Bobotsari.
Kemudian Pdt. Kho Im Liong (Imam Kosasih) memenuhi panggilan dan pindah ke GKI Tegal pada tahun 1960. Guru Injil Liem Ban Kwie (Hadiprajitno J.S.) menggantikannya dan pada tanggal 11 Oktober 1961 ia ditahbiskan sebagai pendeta GKI Purbalingga. Untuk pelayanan di cabang jemaat Purwareja Klampok, dipanggillah pada bulan Juli 1970 guru Injil Sardius Kuntjara (Koo Twan Sien, putra dari mantan guru Injil Koo Bie Liong). Karena gedung gereja di Jl. A.W. Sumarmo 1 (Jl. Serang) dirasakan tak dapat menampung pengunjung kebaktian, maka didapatlah sebidang tanah untuk membangun gedung gereja baru di Jl. Jendral Sudirman 119. Terlaksanalah peletakan batu pertamanya pada tanggal 20 Juli 1968 dan diresmikan pada tanggal 26 Juli 1970, sedang perlengkapan interiornya dirampungkan pada tanggal 20 Juli 1972.
Pada bulan November 1973, keluarga Pdt. Hadiprajitno pindah dari Pastori Jl. A.W. Sumarmo No.1 ke Pastori Jl. Jendral Sudirman No. 130 Purbalingga, sehingga pada tanggal 1 Desember 1973 dikembalikan lagi kepada pemiliknya.
Kehidupan jemaat GKI Purbalingga terus berkembang, namun dengan seiring berjalannya waktu, pada bulan September 1982 kesehatan Pdt. Hadiprajitno semakin menurun. Pdt. Hadiprajitno harus beristirahat total, sehingga beliau tidak mampu melaksanakan tugas pelayanannya sebagai pendeta. Oleh sebab itulah, maka beliau mengajukan permohonan emeritat (pensiun) dan Majelis Jemaat GKI Purbalingga dalam Persidangan Majelis Klasis GKI Purwokerto serta pengurus YDP GKI dapat mengabulkan permohonan tersebut. Dengan emeritatnya Pdt. Hadiprajitno, maka GKI Purbalingga mengalami kekosongan pendeta. Namun, syukur kepada Tuhan, sejak bulan Januari 1983 sampai dengan bulan Desember 1984, Pdt. Em. Petrus Hardjopranoto dapat mempersembahkan waktunya untuk melayani GKI Purbalingga dan Cabang Bobotsari, disamping melayani GKI Sokaraja dan GKI Banyumas.
Pada tahun 1984, Sdr. Haniel Handoyo dari SAAT Malang menjalani Stage di GKI Purbalingga, dan setelah melalui pergumulan dalam doa dan pembicaraan dengan beberapa pihak, maka Majelis Jemaat GKI Purbalingga dalam rapatnya tanggal 19 Agustus 1984 memutuskan untuk memanggil Sdr. Haniel Handoyo untuk menjadi gembala GKI Purbalingga. Setelah surat permohonan pemanggilan terhadap Sdr. Haniel Handoyo dilayangkan, pada 1 Oktober 1985 Sdr. Haniel Handoyo menyetakan kesediaannya melayani di GKI Purbalingga, dan mulai 1 Maret 1986 secara resmi Sdr. Haniel Handoyo memulai pelayanan di GKI Purbalingga. Untuk memperlengkapi pengembangan GKI Purbalingga Cabang Bobotsari, maka Majelis Jemaat GKI Purbalingga memanggil Sdr. Hotler Abner Manurung dari GKI Pondok Gede pada tahun 1986.
Selanjutnya setelah mengalami proses yang cukup panjang, pada akhirnya pada tanggal 6 November 1988 dilaksanakanlah Kebaktian Penahbisan Pendeta atas diri Capen Haniel Handoyo, S.Th. dan Capen Hotler Abner Manurung, S.Th. Setelah dirasakan mampu untuk menjadi jemaat dewasa, maka pada tanggal 25 Oktober 1994, GKI Purbalingga Bajem Bobotsari didewasakan, dan secara otomatis Pdt. Hotler Abner Manurung menjadi pendeta dengan basis pelayanan GKI Bobotsari.
Pada tanggal 4 Januari 2000, Pdt. Haniel Handoyo meninggalkan pelayanan di GKI Purbalingga dikarenakan tel;ah menerima panggilan pelayanan dari GKI Pengampon, Cirebon. Oleh sebab itu. GKI Purbalingga mengalami kekosongan pendeta. Oleh sebab itu, maka mulai bulan Januari 2000, Pdt. Stephanus Liem, S.Th. dari GKI Dr. Suparno menjadi pendeta konsulen GKI Purbalingga.
Untuk mengisi kekosongan gembala di GKI Purbalingga, maka mulai tanggal 20 Januari 2000 Majelis Jemaat GKI Purbalingga memanggil Sdr. Thomas K. Kartomo, S.Th. untuk memasuki masa perkenalan selama 3 bulan, namun dalam proses pemanggilan tersebut Sdr. Thomas K. Kartomo, S.Th mengundurkan diri terhitung mulai tanggal 11 Februari 2001. kembali GKI Purbalingga merindukan pelayanan seorang pendeta, sampai pada akhirnya Tuhan mengutus Pdt. Hotler Abner Manurung untuk menggembalakan jemaat GKI Purbalingga, dan pada tanggal 15 Januari 2002 diadakanlah Kebaktian Peneguhan Pendeta atas diri Pdt. Hotler Abner Manurung. Sampai dengan bulan Maret 2006, GKI Purbalingga memiliki anggota jemaat sebanyak 765 orang.
Pendewasaan
10 Oktober 1943Jadwal ibadah
Umum | 06.00; 16.30 |
Anak | 08.00 |
Remaja | 08.30 |
Statistik Anggota Jemaat
Sidi | Baptisan | ||
---|---|---|---|
Pria | Wanita | Pria | Wanita |
254 | 378 | 97 | 77 |
Total anggota jemaat | 806 |
Pendeta Jemaat
- Pdt. Karsten Anydia Putrikasih
Bakal jemaat
- -
Pos
- -