Keluaran 22 : 1-15; Ibrani 9 : 1-12
Selamat hari Kamis.
Rambu, tanda, aturan dan sejenisnya dianggap suatu hal yang membatasi, mengahangi, menyulitkan atau membuat ribet. Jarang orang melihatnya dengan cara pandang yang positif. Keluaran 22 : 1-15 menjelaskan mengapa orang tidak boleh mencuri (firman ke-6). Firman supaya "Jangan mencuri" bukan sekedar dosa atau larangan yang mengekang namun dibalik larangan itu ada hak dari setiap orang yang patut dihargai. Artinya kalau kita menjaga hak orang lain, maka orang lain pun punya kewajiban yang sama untuk menjaga hak kita. Saling menjaga inilah yang menjadikan kehidupan yang harmonis diantara umat kepunyaan Tuhan bahwa setiap orang diberikan berkat oleh Tuhan yang patut saling menjaga satu dengan yang lain. Sepuluh Firman Tuhan dan juga aturan-aturan yang ketat dinyatakan kepada umat Israel untuk mengatur kehidupan mereka sebagai umat milik kepunyaan Allah. Itupun juga yang juga diingatkan oleh penulis kitab Ibrani bahwa ada aturan tentang ruang kudus dan ruang mahakudus. Namun ketika Kristus sudah datang, maka semua mata mestilah tertuju kepada Kristus, pokok selamat. Ibrani 9:11-12 (TB) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Dialah yang menyatakan kasih karunia Allah kepada dunia, dan melalui Dialah maka hidup kita diselamatkan. Jadi yang menyelamatkan bukan lagi aturan-aturan itu namun kasih karunia. Aturan itu mendorong kita untuk melihatnya dalam kacamata kasih karunia bahwa oleh karunia dalam Kristus yang menyelamatkan maka kita menjamin hak dan kehidupan orang lain karena hidup kita pertama-tama oleh karena kasih karunia.