Kej. 49: 29 - 50: 14; Rm. 14: 13 – 15: 2
Setiap orang pasti sampai pada titik akhir hidupnya. Itulah yang terjadi kepada Yakub. Sebelum meninggal Yakub berpesan: Kejadian 49:29-32 (TB) Kemudian berpesanlah Yakub kepada mereka: "Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu, dalam gua yang di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik. Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya; di situlah dikuburkan Ishak beserta Ribka, isterinya, dan di situlah juga kukuburkan Lea; ladang dengan gua yang ada di sana telah dibeli dari orang Het." Yusuf anak-anak Yakub yang lain melakukan seperti yang dipesankan. Memang Yusuf yang paling mampu namun semuanya dikerjakan dalam kebersamaan mereka sebagai anak-anak Yakub. Hidup sebagai orang beriman tidak semuanya punya pemahaman yang sama. Di kota Roma ada jemaat orang percaya (Kristen) yang masih belum bisa menerima bahwa orang Kristen makan daging atau anggur persembahan kepada dewa-dewa yang harganya murah namun ada juga yang bisa menerima. Paulus menasehati mereka: Roma 15:1-2 (TB) Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.
Inilah kasih persaudaraan yang saling membantu dan membangun sehingga dengan "saling" yang baik maka kita bisa membangun bersama sebagai sebuah pesekutuan yang saling menumbuhkan.