Zakh. 2: 6-13; Rm. 7: 7-20
Pulang adalah kata yang menyenangkan bagi setiap orang. Sama seperti ketika kita mengenal kata "mudik", entah di masa Lebaran atau Natal Panggilan Tuhan kepada bangsa Israel jelas, "Pulang". Mereka yang sudah terserak, Tuhan memanggil mereka pulang, bahkan melalui Zakharia, Tuhan mengatakan: Zakharia 2:10-11 (TB) Bersorak-sorailah dan bersukarialah, hai puteri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang dan diam di tengah-tengahmu, demikianlah firman TUHAN; dan banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada TUHAN pada waktu itu dan akan menjadi umat-Ku dan Aku akan diam di tengah-tengahmu." Maka engkau akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu. Panggilan untuk kembali pulang tentulah menyukakan. Apalagi sebelumnya Tuhan murka karena segala kejahatan dan pemberontakan Israel, dan ketika mereka diajak untuk pulang, tentu ini bukan sekedar ajakan namun sebuah kasih karunia kepada mereka.
Berbicara tentang kasih karunia panggilan Allah, Paulus mengingatkan: bukan hukum Tauratnya yang dosa namun melalui hukum Taurat kita tahu bahwa kita berdosa, dan secara aturan hukum Taurat, kita tidak mampu memenuhinya. Roma 7:14-15 (TB) Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa. Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
Lalu? Apakah kita tetap mau berdiam dalam dosa? Sebagai manusia kita tidak mampu memenuhi hukum Taurat. Karena itu syukur kepada Allah bahwa Dia memberikan kasih karunia melalui Anak-Nya yang Tunggal; Tuhan Yesus Kristus untuk menyelamatkan dunia. Akan kita sia-siakankah kasih karunia Allah kepada kita?