Mazmur 126; Habakuk 2:1-5; Filipi 3:7-11
Selamat hari Kamis.
Gelap, kosong, tanpa harapan; itulah perasaan dan pandangan yang ada pada orang yang putus harapan. Masa depan seakan suram dan tak ada jalan keluar. Namun, apakah manusia harus terkungkung dengan pandangan yang seperti ini?
Pemazmur mengajak setiap orang belajar: selalu ada pengharapan bahkan di tengah penderitaan manusia. Mazmur 126:4-6 (TB) Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya. Ya. Pengharapan hanya ada di dalam Tuhan yang hidup, Tuhan yang selalu ada dalam kehidupan umat-Nya. Untuk itu diantara pergumulan yang dialami penulis kitab Habakuk berkata: Habakuk 2:4 (TB) Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. Iman. Itulah yang menolong setiap orang beriman dalam hidup berharap hanya kepada Tuhan. Paulus memberikan kesaksian tentang dirinya: ia meninggalkan semua yang dianggap keuntungan bagi dunia; semua hal yang ia miliki pada saat itu, dan beralih untuk percaya kepada Kristus. Filipi 3:10-11 (TB) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
Bukankah ini yang patut kita akui: orang percaya hidup karena imannya.
Doa:
Tersedia lapangan pekerjaan yang sesuai zaman.
