oleh: Pdt. Agus Wijaya (Sekum BPMSW GKI SW Jateng/ GKI Serpong)

Ams. 16: 1-20; Mat. 19: 16-22

Keberhasilan seringkali menjadikan orang lupa diri dan menepuk dada dan menjadi sombong. Itulah yang dilakukan kebanyakan orang dalam hidupnya. Padahal penulis Amsal berkata: Amsal 16:1 (TB)  Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN. Tuhanlah sumber dari segala yang ada pada kita. Dialah yang berkarya atas diri kita sehingga jalan hidup kita dilindungi dan diaturnya dengan baik. Sayanya itulah yang tidak disadari juga oleh orang muda kaya yang datang kepada Tuhan Yesus. Ia memamerkan apa yang sudah dia lakukan sebagai seorang Yahudi yang taat; selagi muda ia sudah melakukan perintah Tuhan dengan sempurna (menurut dia sendiri), dan ia seorang yang kaya. Tentu orang akan terpukau dengan keberadaannya. Matius 19:20-22 (TB)  Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. Apa kata Yesus? Pergi, jual, bagikan dan ikut Aku. Dan orang muda itu pergi dengan sedih karena hartanya banyak. Apakah maknanya ini? Benarkah dia sudah melakukan perintah Allah? Secara aturan, ya. Namun, apakah orang muda ini melakukannya dengan sepenuh ketulusan hati dan bersandar kepada Tuhan? Nampaknya tidak. Hatinya ada pada hartanya yang banyak itu. Orang muda itu lupa: dengan bersandar hanya kepada Tuhan, maka : Amsal 16:15-16 (TB)  Wajah raja yang bercahaya memberi hidup dan kebaikannya seperti awan hujan musim semi. Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak. 

Di mana hati kita bersandar? Pada hal yang duniawi? Pada hal yang kelihatan? Milikilah hati yang senantiasa bersandar kepada Dia dalam sepanjang hidup kita, seperti kata penulis kitab Amsal: Amsal 16:3 (TB)  Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.