Mazmur 9: 1-15; Ayub 16: 1-21; Matius 24: 45-51
Selamat hari Rabu.
Pergumulan Ayub berkenaan dengan segala peristiwa pahit dalam hidupnya (Ayub 1 : 13 - 2 : 10) ditambah dengan ungkapan-ungkapan dari sahabat-sahabatnya ternyata tak membuat Ayub merasa dihibur. Ia bahkan merasa dihakimi, dan Ayub merasa tangan Tuhan begitu keras menekan. Ayub merasa kesesakan yang amat sangat. Namun ia tahu: Tuhan menjadi pembelanya (Ayub 16 : 20-21). Dalam pergumulan hidup, apa yang kita lakukan? Mengandalkan kemampuan dan kepintaran sendiri, atau menaruh pengharapan kepada Tuhan?
Perumpamaan Tuhan Yesus tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat mengajak kita untuk terus bersandar dan berharap kepada Tuhan dalam keadaan kita seperti yang dicontohkan oleh pemazmur: Mazmur 9:13-14 (TB) (9-14) Kasihanilah aku, ya TUHAN; lihatlah sengsaraku, disebabkan oleh orang-orang yang membenci aku, ya Engkau, yang mengangkat aku dari pintu gerbang maut, (9-15) supaya aku menceritakan segala perbuatan-Mu yang terpuji dan bersorak-sorak di pintu gerbang puteri Sion karena keselamatan yang dari pada-Mu.
Bersandarlah kepada Tuhan.
Doa :
Pemerintah pusat dan daerah yang bersinergi menangani covid-19.