Mazmur 23:1-6
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.Mazmur 23 adalah sebuah teks yang sangat terkenal dan bahkan mungkin menjadi salah satu ayat favorit kita, atau paling tidak bagi saya. Mazmur 23 ini sering saya mengucapkan atau menyanyikan pada saat saya dalam perjalanan atau pada saat menghadapi pergumulan atau tantangan. Mengapa? Ada dua alasan 1. Ayat 1 “ Tuhan adalah gembalaku…” Ayat ini hendak memperlihatkan relasi yang sangat dekat antara kita dengan Tuhan. Dia adalah gembala dan kita adalah domba-dombaNya. Bagi saya, relasi ini wouw….banget. Mari kita lihat, Tuhan yang disebut Gembala itu adalah Allah Yang Mahabesar dan Maha kudus, Yang menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya. Karena itu umat tak boleh menyebut namaNya dan menghampiriNya dengan sembarangan. Hal ini dapat kit lihat, ketika Musa dipanggil oleh Allah. Ia mengatakan kepada Musa,” Janganlah datang dekat-dekat, tanggalkan kasutmu dari kakimu, sebab tempat di mana engkau berdiri itu adalah tempat yang kudus.” (Kel.3:5). Kita juga dapat melihat sikap Yesaya ketika melihat Tuhan duduk di atas tahta, “celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja yakni Tuhan semesta alam (Yes 6:1-5). Tuhan yang seperti di sebutkan di atas itu, sekarang adalah gembala. Dia Adalah gembalaku. Dia tidak jauh disana dan tak terhampiri, tapi Dia sekarang dekat dan begitu akrab dengan ku, dengan hidupku, dengan pergumulanku, dengan air mataku. Ia tahu betul segala keadaanku. Dia mengerti apa yang kubutuhkan dan menyediakan semua yang kita butuhkan tepat pada waktunya. Kita boleh datang kepadaNya kapan saja dan menceritakan segala hal kepada Nya.2. Ayat 3-4 “…Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelemana, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku, gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku.”Hal kedua yang kita lihat pada ayat 3-4 sebagai gembala, Tuhan adalah pemimpin, pemandu, penuntun yang luar biasa. Dia membawa kita ke jalan yang benar. Bukan jalan yang gampang, mulus dan menyenangkan, tapi jalan yang benar. Dan bisa jadi jalan yang benar itu sulit dan berliku. Berat dan tidak enak. Ingat Rasul Paulus, karena iman kepada Yesus, Ia ditolak dan amsuk penjara. Ingat Yesus. KedatanganNya untuk menyatakan kasihNya dengan menyelamatkan dunia tapi Justru ditolak dan disalibkan. Tapi…sekalipun lewat lembah kelam, tidak takut karena Tuhan beserta kita, tuntunanNya tidak salah atau keliru. Apa yang diminta dari kita? Percaya pada tuntunanNya. Tuhan memberkati kita.