GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Tahu yang Benar, Mau yang Benar

Terpublikasi Sat, 06 Jul 2019   

oleh:

Yeremia 8 : 4-13; Kisah Para Rasul 19 : 28-41

Selamat hari Selasa.

Orang yang jatuh pasti bangkit lagi. Orang yang tahu jalannya salah, pasti ia akan kembali ke jalan yang benar. Itu adalah kaidah umum manusia.
Namun Tuhan heran kepada umat-Nya, Israel. Mereka tidak juga kembali kepada Tuhan. Mereka terus melawan Tuhan, dan tidak mau kembali kepada-Nya. Yeremia 8:5-7 (TB)  Mengapakah bangsa ini berpaling, berpaling terus-menerus? Mereka berpegang pada tipu, mereka menolak untuk kembali. Aku telah memperhatikan dan mendengarkan: mereka tidak berkata dengan jujur! Tidak ada yang menyesal karena kejahatannya dengan mengatakan: Apakah yang telah kulakukan ini! Sambil berlari semua mereka berpaling, seperti kuda yang menceburkan diri ke dalam pertempuran. Bahkan burung ranggung di udara mengetahui musimnya, burung tekukur, burung layang-layang dan burung bangau berpegang pada waktu kembalinya, tetapi umat-Ku tidak mengetahui hukum TUHAN. Bahkan dalam keheranan, Tuhan memberi contoh burung yang tahu kebiasaan alam, dan ternyata manusia tidak mampu melakukan apa yang lebih baik.

Adakah kita, umat Tuhan mempunyai hidup yang bersedia untuk mendapatkan yang baik? Hidup yang bersedia mencari dan mendengar kehendak Tuhan dalam hidup kita?
Orang-orang Efesus  - atas hasutan Demetrius, seorang tukang perak, pembuat patung dewi Artemis yang merasa terganggu dengan pekabaran Injil - lalu berteriak-teriak dan membuat kegaduhan. Kisah Para Rasul 19:29-32 (TB)  Seluruh kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri gedung kesenian serta menyeret Gayus dan Aristarkhus, keduanya orang Makedonia dan teman seperjalanan Paulus. Paulus mau pergi ke tengah-tengah rakyat itu, tetapi murid-muridnya tidak mengizinkannya. Bahkan beberapa pembesar yang berasal dari Asia yang bersahabat dengan Paulus, mengirim peringatan kepadanya, supaya ia jangan masuk ke gedung kesenian itu. Sementara itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu berteriak-teriak; yang seorang mengatakan ini dan yang lain mengatakan itu, sebab kumpulan itu kacau-balau dan kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka berkumpul. Oleh karena hasutan maka emosi orang menjadi meluap-luap. Massa lalu berteriak-teriak. Untunglah panitera kota mampu menenangkan mereka. Dari dua bacaan hari ini kita belajar bagaimana kedegilan hati manusia yang tahu bahwa perbuatannya salah namun justru tidak mau kembali melakukan yang benar.

Mari, kita sebagai orang-orang beriman menjadi orang yang mendengarkan Firman dalam hidup kita setiap hari sehingga hidup kita diisi apa yang benar, yang dikehendaki Tuhan.

Doa:
Menjadi orang yang mau selalu mau mendengar dan melakukan yang benar.