Mazmur 139:1-6, 13-18; Yeremia 16:14-17:4; Kolose 4:7-17
Selamat hari Jumat.
Tuhan yang pengasih dan penyayang, yang mengetahui apa yang terdalam dari manusia adalah Tuhan yang panjang sabar. Namun kedegilan umat - Yehuda dan Israel - membuat Tuhan murka.Yeremia 16:17-18 (TB) Sebab Aku mengamat-amati segala tingkah langkah mereka; semuanya itu tidak tersembunyi dari pandangan-Ku, dan kesalahan mereka pun tidak terlindung di depan mata-Ku. Aku akan mengganjar dua kali lipat kesalahan dan dosa mereka, oleh karena mereka telah menajiskan negeri-Ku dengan bangkai dewa-dewa mereka yang menjijikkan dan telah memenuhi tanah milik-Ku dengan perbuatan mereka yang keji."Yeremia 17:4 (TB) Engkau terpaksa lepas tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."Suatu kesetiaan yang tak dilakukan oleh Israel dan Yehuda sebagai umat. Kesetiaan, itulah yang mesti ada dalam kehidupan ini. Sebagaimana Tuhan begitu setia dan mengasihi sampai ke hal yang paling kecil, Mazmur 139:17-18 (TB) Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!
Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau. Kekaguman tentang Tuhan dalam Mazmur 139, bukankah mestinya menjadikan kita setia?
Sebagaimana yang dicontohkan Paulus ketika menasehati jemaat Kolose. Dalam penderitaannya di penjara, Paulus menasehati jemaat supaya mereka bisa saling menerima satu dengan yang lain, sekalipun ada yang bertentangan dan ada tidak suka diantara mereka. Seakan Paulus ingin berkata:
Setia bukan karena dia baik kepadaku, setia karena Dia, Tuhan sudah baik kepada kita, dan karena itu saling menerimalah (band. Kol. 4:7-17)
Doa :
Pelaksanaan bekerja dan sekolah dengan protokol kesehatan.