Yeremia 31 : 31-34; Ibrani 10 : 10-18
Selamat hari Kamis.
Dikhianati dengan ingkar janji adalah hal yang menyakitkan dan biasanya manusia merasa dendam atau paling tidak sakit hati, dan itu nampak dari sikap enggan untuk menyapa, berbicara atau bertemu dengan orang yang dirasa mengkhianati. Bagaimana dengan Allah? Israel sudah mengingkari perjanjian dengan Allah. Mereka memberontak kepada Allah. Allah memang marah namun Ia tidak meninggalkan sifat kasih-Nya kepada dunia ini, termasuk kepada Israel dan Yehuda, bangsa yang nenek moyangnya mengkhianati Allah; Yeremia 31:33-34 (TB) Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." Pengampunan dan kasih bagai dua sisi mata uang yang dilakukan oleh Allah kepada Israel dan karena itu Allah mengadakan pembaharuan perjanjian dengan Israel dan Yehuda.
Allah melalui karya kasih Kristus bahkan memberikan nyawa-Nya untuk keselamatan dunia ini; Ibrani 10:12-14 (TB) Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
Jadi, karya Kristus adalah sekali dan untuk selama-lamanya untuk keselamatan dunia ini.
Kalau demikian, tidakkah kita bersyukur atas karya kasih itu dengan mengasihi Tuhan dan sesama kita?