Yer. 31:15-22; Luk. 19: 41-44
Ketika melihat sebuah peristiwa hanya sebagai peristiwa tunggal maka orang cenderung terbawa perasaannya pada peristiwa itu. Kalau peristiwanya menyenangkan, orang akan senang dan merasa Tuhan berpihak kepada dirinya. Sebaliknya, kalau orang mengalami hal yang menyedihkan, maka orang menganggap Tuhan tak berpihak kepada dirinya, dan bahkan menghukum dirinya. Benarkah? Itulah yang dianggap oleh orang Israel ketika sebagian diantara mereka dibuang; mereka merasa Tuhan tak berpihak. Padahal yang Tuhan inginkan: Yeremia 31:21-22 (TB) Dirikanlah bagimu rambu-rambu jalan, pasanglah bagimu tanda-tanda jalan; perhatikanlah jalan raya baik-baik, yakni jalan yang telah kautempuh! Kembalilah, hai anak dara Israel, kembalilah ke kota-kotamu ini! Berapa lama lagi engkau mundur maju, hai anak perempuan yang tidak taat? Sebab TUHAN menciptakan sesuatu yang baru di negeri: perempuan merangkul laki-laki."Tuhan mengharapkan mereka mempunyai ketetapan hati untuk percaya kepada-Nya dalam hidup mereka.Itulah juga yang membuat Yesus menangis;Lukas 19:41-42 (TB) Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.Yerusalem, kota yang besar itu; tempat di mana banyak orang berbondong-bondong ke sana untuk beribadah, namun hati mereka tertutupi dari percaya kepada Tuhan. Mereka tak melihat "sang Damai Sejahtera" itu sudah datang. Adakah ini yang kita alami? Kita sudah menjadi orang Kristen namun terhalang untuk mempercayakan hidup kita kepada Tuhan dengan segala pergumulan kita? Ubahlah dirimu, dan percayalah!