Mazmur 120; 2 Raja-raja 24:18-25:21; 1 Korintus 15:20-34
Selamat hari Senin.
Kefasikan manusia menjadikan orang lain, bahkan orang banyak menderita. Itulah yang dialami oleh pemazmur (Mzm. 120) ketika ia tinggal diantara orang berdosa, dan kerajaan Yehuda (2 Raj. 24 : 18-25 : 21). Kerajaan Yehuda runtuh karena Zedekia, pemimpinnya melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, dan Tuhan murka atas perbuatan mereka. 2 Raja-raja 24:20 (TB) Sebab oleh karena murka TUHANlah terjadi hal itu terhadap Yerusalem dan Yehuda, yakni bahwa Ia sampai membuang mereka dari hadapan-Nya. Zedekia memberontak terhadap raja Babel. Oleh karena itu: kefasikan tidak mampu melepaskan manusia dari dosa. Hanya kasih Allah dalam Kristus Yesus yang menyelamahkan. 1 Korintus 15:20-21 (TB) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Oleh karena itu Paulus mengingatkan bagaimana kasih Allah yang menyelamatkan itu menang atas segala kuasa (1 Kor. 15 : 24-28). Oleh karena itu Paulus menasehati jemaat Korintus supaya mereka tetap berlaku benar. 1 Korintus 15:33-34 (TB) Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.
Tidakkah ini yang juga kita perlu lakukan dalam hidup?