Mazmur 137; Ratapan 1:7-15; Matius 20:29-34
Selamat hari Sabtu,
Ketika kita sedang mengalami pergumulan dalam hidup, kita merasa tak ada satupun yang peduli. Itulah yang dialami oleh orang-orang dalam pembuangan sebagaimana yang dilagukan dalam Mazmur 137. Kerinduan kepada kota dan masa kejayaannya itulah yang juga dinarasikan oleh penulis kitab Ratapan, dan mereka menyadari itu adalah kesalahan mereka. Ratapan 1:14-15 (TB) Segala pelanggaranku adalah kuk yang berat, suatu jalinan yang dibuat tangan Tuhan, yang ditaruh di atas tengkukku, sehingga melumpuhkan kekuatanku; Tuhan telah menyerahkan aku ke tangan orang-orang, yang tidak dapat kutentangi.
Tuhan membuang semua pahlawanku yang ada dalam lingkunganku; Ia menyelenggarakan pesta menentang aku untuk membinasakan teruna-terunaku; Tuhan telah menginjak-injak puteri Yehuda, dara itu, seperti orang mengirik memeras anggur. Kesadaran akan dosa dan kesalahan menjadikan mereka ingat kepada Tuhan dan memohon belaskasihannya. Dua orang yang buta ketika mereka mendengar Tuhan Yesus masuk ke kota Yerikho lalu berseru kepada Tuhan Yesus supaya mereka disembuhkan. Makin dilarang, makin mereka dengan keras memohon kepada Tuhan, dan Tuhan peduli. Matius 20:32-34 (TB) Lalu Yesus berhenti dan memanggil mereka. Ia berkata: "Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"
Jawab mereka: "Tuhan, supaya mata kami dapat melihat."Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia.
Tuhan mempedulikan teriak minta tolong kita kepada-Nya. Setiap ratapan akan Dia ubah menjadi tari-tarian. Berharaplah kepada Tuhan.
Doa :