Kel. 6 : 2 – 9; Ibr. 8 : 1 – 7
Selamat pagi.
Tidaklah mudah menjalani hidup yang penuh derita. Apalagi kalau seakan hidup ini sudah tidak ada harapan. Demikian juga orang Israel di Mesir ketika mereka mendengar pernyataan Musa tentang janji Allah. Mereka masih saja sulit menerimanya. Padahal dengan jelas Allah berfirman tentang jaminan kasih dan penyertaan-Nya kepada mereka; Keluaran 6:6-8 (TB) Sebab itu katakanlah kepada orang Israel: Akulah TUHAN, Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dan menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat. Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir. Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah TUHAN." Janji keselamatan tidak mudah diterima: "Kok begitu mudah Tuhan menyelamatkan." Betapa sering kita mendengar itu. "Bagaimana Tuhan mau disalib untuk manusia berdosa?"
"Bagaimana dia mau menjadi manusia?" Itulah 1001 pertanyaan dan sekaligus ketidakkpercayaan orang tentang karya kasih Allah dalam Kristus Yesus. Memang dalam pandangan duniawi, itu menjadi satu hal yang tidak mungkin. Tapi bagi Allah, itulah jalan yang Ia sediakan bagi dunia ini;
Ibrani 8:1, 5-6 (TB) Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu." Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.
Jadi, maukah kita berjalan dalam kasih karunia-Nya? Diselamatkan oleh kuasa kasih Tuhan, dan mengikut jalan-Nya?