GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Mewarta karena Bersyukur

Terpublikasi Mon, 05 Feb 2024   

oleh:

Yesaya 40:21-31; Mazmur 147:1-11, 20c ;1 Korintus 9:16-23; Markus 1:29-39

Selamat Hari Minggu Kelima Setelah Epifani.

Peristiwa kehidupan yang dialami oleh manusia tidak jarang melelahkan dirinya. Permasalahan, pergumulan, sakit, dan banyak hal lain menjadikan manusia merasa lemah dan rapuh (band. Yes. 40:27). Penulis kitab Yesaya mengingatkan: Tuhan itu peduli kepada umat milik kepunyaan-Nya (Yes. 40:21-26, Mzm. 147:1-11,20c). Sehingga pemazmur mengajak umat untuk memuji Tuhan. Karya kasih Tuhan nyata dalam karya Tuhan Yesus yang mengatasi kelemahan dunia (Mark. 1:29-39). Markus 1:38 (TB)  Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."Mewartakan Injil kepada semua makhluk adalah yang dilakukan oleh Tuhan supaya dunia menjadi baik. Kepada umat-Nya Tuhan memberi kekuatan baru untuk mewartakan Injil yang sudah menyelamatkan. Yesaya 40:29-31 (TB)  Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. Mewartakan Injil adalah pengucapan syukur bagi setiap orang percaya. Itulah yang ditekankan oleh Paulus dalam pekabaran Injil yang ia lakukan. 1 Korintus 9:16-18 (TB)  Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.

Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. 

Inilah karya yang juga mesti kita lakukan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya: mewartakan Injil sebagai ungkapan syukur atas keselamatan yang Tuhan berikan.

Doa :
Jemaat sedang mengusahakan izin pendirian rumah ibadah.