Mazmur 22:1-16; Ayub 18:1-21; Ibrani 4:1-11
Selamat hari Jumat.
Bildad, salah seorang sahabat Ayub menegur Ayub dengan keluh kesahnya tentang Tuhan yang tak henti-hentinya dengan menyebutkan apa yang terjadi kepada orang fasik (Ayub 18:1-21). Sebagaimana pemazmur mengingatkan supaya dalam kesesakanpun setiap orang percaya tetap menaruh percayanya kepada Tuhan. Mazmur 22:3-5 (TB) (22-4) Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.
(22-5) Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka.
(22-6) Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu. Tuhan itu kuat dan perkasa, Dia selalu menjadi pertolongan bagi umat. Mazmur 22:3-5 (TB) (22-4) Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. (22-5) Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka. (22-6) Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu. Penulis kitab Ibrani mengingatkan supaya kita menjadi orang yang menjaga pengharapan hidup kekal. Ibrani 4:1-2, 11 (TB) Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
Mari kita tetap beriman dalam keadaan yang kadang tidak ideal dalam hidup kita.
Doa:
Pemilihan Kepala Daerah yang jujur dan adil.