GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

MENJADI BIJAK

Terpublikasi Thu, 30 Aug 2018   

oleh:

Kel. 34 : 8-28; Yoh. 18 : 28-32

Instant, enak dan mudah adalah tiga ciri hal yang dikehendaki manusia. Tentu tidak ada yang melarang namun apakah yang instant, enak dan mudah itu untuk segala hal? Musa tidak dibebani oleh dosa yang dilakukan oleh umat Israel. Dan, bahkan Tuhan akan mengadakan perjanjian dengan seluruh bangsa bahwa mereka akan melihat hal yang dasyat dari Tuhan namun tentu itu bukan hal yang instant, enak dan mudah. Keluaran 34:8-11 (TB)  Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah serta berkata: "Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami; sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang tegar tengkuk, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami; ambillah kami menjadi milik-Mu." Firman-Nya: "Sungguh, Aku mengadakan suatu perjanjian. Di depan seluruh bangsamu ini akan Kulakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib, seperti yang belum pernah dijadikan di seluruh bumi di antara segala bangsa; seluruh bangsa, yang di tengah-tengahnya engkau diam, akan melihat perbuatan TUHAN, sebab apa yang akan Kulakukan dengan engkau, sungguh-sungguh dahsyat. 

Tetapi engkau, berpeganglah pada yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini. Lihat, Aku akan menghalau dari depanmu orang Amori, orang Kanaan, orang Het, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Umat Israel yang tegar tengkuk itu juga mestilah belajar untuk menjadi bangsa yang taat kepada Tuhan; berpegang kepada apa yang diperintahkan Tuhan kepada mereka, dan karena itulah Tuhan memberi perintah kepada mereka dalam dua loh batu; Keluaran 34:27-28 (TB)  Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tuliskanlah segala firman ini, sebab berdasarkan firman ini telah Kuadakan perjanjian dengan engkau dan dengan Israel."Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.

Perintah atau Firman inilah yang menuntun mereka untuk setia kepada Tuhan.
Namun sayangnya perintah atau Firman ini tidak dipakai untuk menyatakan kasih (ingat hukum kasih yang merupakan intisari dari kesepuluh Firman). Justru untuk kepentingan pribadi, mereka justru menggunakan Firman itu. Mereka mengadili Tuhan Yesus dengan tuduhan menghujat  Allah, dan supaya diberlakukan hukuman mati maka mereka mengubahnya menjadikan Yesus sebagai seorang kriminal; Yohanes 18:29-32 (TB)  Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: "Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?"Jawab mereka kepadanya: "Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!"Kata Pilatus kepada mereka: "Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu." Kata orang-orang Yahudi itu: "Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang."

Demikian hendaknya supaya genaplah firman Yesus, yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Sudah jamak terjadi hanya untuk kepentingan sesaat maka orang menggunakan segala cara untuk memuaskan dirinya. Orang tidak lagi mau bersusah payah demi hal yang lebih luhur namun mengambil langkah instant, enak dan mudah sekalipun cara ini menyengsarakan bahkan merusak kehidupan. 

Adakah ini menjadi cara orang beriman berpikir, berkata dan bertindak dalam hidupnya? Apakah demi kepentingan pribadi dan kepentingan sesaat kita rela mengorbankan nilai-nilai luhur dalam hidup?