GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

MEMPERCAYAKAN HIDUP

Terpublikasi Sat, 02 Sep 2017   

oleh:

Yer. 15: 1-9; 2 Tes 2:7-12

Hidup menjadi umat Allah seringkali dipahami sebagai hak istimewa yang dijamin hidup kita baik-baik saja sehingga orang lalai untuk melakukan tugas pengutusannya sebagai orang beriman yang mempunyai perubahan budi dan melakukan apa yang baik. Itulah yang terjadi kepada bangsa Israel di masa Yeremia. Kota Yerusalem adalah kebanggaan mereka, dan mereka beranggapan tentu Tuhan mengasihi mereka. Namun ketika orang Israel memberontak kepada Tuhan, tidak lagi setia kepada-Nya, Tuhan menjadi murka;Yeremia 15:5-6 (TB) "Siapakah yang akan merasa kasihan terhadap engkau, hai Yerusalem, dan siapakah yang akan turut berdukacita dengan engkau? Siapakah yang akan singgah untuk menanyakan perihal kesehatanmu? Engkau sendiri telah menolak Aku, demikianlah firman TUHAN, telah pergi meninggalkan Aku. Maka Aku mengacungkan tangan-Ku dan membinasakan engkau; Aku sudah jemu untuk merasa sesal.Tuhan demikian marah. Umat yang diselamatkan dan dsertai selalu, ternyata berpaling dari Tuhan. Bahkan sekalipun Musa dan Samuel, dua tokoh yang berpengaruh dalam sejarah kehidupan orang Israel menghadap, tidak akan padam amarah Tuhan. Oleh karena itu, kita sebagai orang yang sudah percaya dan menerima keselamatan, tidakkah kita menjaga iman percaya kita? Kepada jemaat di kota Tesalonika diingatkan bahwa ada banyak usaha untuk menyesatkan orang beriman supaya tidak lagi percaya kepada Tuhan.2 Tesalonika 2:7-8 (TB) Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.Kalau demikian, apa yang kita lakukan selain mempercayakan hidup kita?