GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Masih ada Harapan

Terpublikasi Sat, 04 Apr 2020   

oleh:

2 Raja-Raja 5:1-5

Saudara, tentu kita tidak asing dengan nama Naaman. Jika kita melihat 2 Raja-raja 5:1 maka kita dapat mengatakan, dari segi prestasi dan kemampuan, Tidak diragukan, Naaman sangat membanggakan, ia seorang Jenderal Aram yang memimpin perang dan menang. Karena kemampuan dan prestasinya itu, ia menjadi kesayangan raja. Orang yang paling dekat dan menjadi bagian dari orang yang berada di sekitar raja. Melihat keterangan ayat 1 maka kita akan mengatakan Naaman adalah orang yang diberkati, sukses, membanggakan dan the best. Tetapi jika kita membaca kelanjutan ayat 1 “ tetapi orang utu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta.” Orang yang membanggakan, yang sukses dalam pekerjaannya itu, yang menjadi kesayangan raja itu sakit kusta. Saudaraku, membaca ayat 1 ini,di satu sisi, saya bertanya apa artinya menjadi orang hebat dan sukses tapi sakit kusta. Apa yang bisa dinikmati dari semua yang tekah didapat itu? Bukankah semua yang indah dan membanggakan itu selesai dan tidak ada artinya?Di sisi yang lain saya juga disadarkan betapa rapuh dan ringkihnya hidup manusia. Lalu apa yang bisa kita lakukan?Menarik jika kita melihat kelanjutan kisah Naaman, di ayat 3 seorang pelayan - anak perempuan dari negri Israel, mengatakan kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." Lalu pergilah Naaman …. Tidak hanya itu saja, ayat 13, tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepada: “Bapak, seandainya nabi ituu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir.” Lalu turunlah ia ….dan menjadi tahir. Menurut saya, kisah Naaman ini,adalah kisah yang luar biasa. Memberi sebuah pesan yang sangat indah yaitu MASIH ADA HARAPAN. Jangan menyerah. Jangan putus asa. Masih ada harapan. Ini yang pertama. Yang kedua, Ketika Naaman, sang jendral mengatakan: sudah tamat!sudah selesai! Tidak ada lagi harapan! Sudah mentok. Ketika Naaman menunjukkan sikap putus asa dan menyerah karena sakit yang dideritanya itu Sang budak kecil itu justru dengan sangat yakin mengatakan:” tidak! Masih ada harapan! Masih ada Nabi Tuhan di Samaria. Demikian juga, ketika Naaman yang pergi dengan kecewa karena tidak berjumpa dengan Elisa, ia hanya berjumpa dengan suruhan Elia. Ia kecewa karena hanya diminta untuk mandi tujuh kali dalam sungai Yordan. Sekali lagi Naaman menunjukan sikap tidak ada harapan. Sekali lagi kita melihat sesuatu yang luar biasa, pegawai-pegawai yang menyertainya justru mengatakan: “ masih ada harapan! Lakukan perintah Nabi Tuhan itu. Jangan hanya diam dan mengeluh saja. Hal kedua yang kita pelajari dari kisah Naaman, setiap kita, siapapun kita, apapun profesi kita, apapun kedudukan kita, setiap kita dipanggil untuk menyampaikan kabar baik, memberikan pengharapan di tengah kesulitan dan persoalan yang di hadapi oleh sesama kita. Karena itu, saudara-saudara, di tengah situasi sulit yang sedang kita hadapi saat ini, mari kita sampaikan kabar baik kepada semua orang. Masih ada harapan. Masih ada masa depan yang baik did alam Tuhan. Kasih Tuhan beserta kita selalu.