GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

IMAN DAN ILMU

Terpublikasi Mon, 04 Feb 2019   

oleh:

2 Raja-raja 5 : 1-14; 1 Korintus 14 : 13-25

Selamat hari Selasa.
Iman atau ilmu (pikiran)? Pertanyaan seperti ini seringkali ditanyakan, seakan jika seseorang beriman pasti ia harus membuang ilmunya, demikian juga sebaliknya; jika seseorang berilmu maka ia tidak bisa beriman. Benarkah demikian? Apakah memang kita mesti memisahkan keduanya?
Ketika orang Yang mempunyai karunia berbahasa Roh menunggulkan karunianya, Paulus mengungatkan bahwa karunia berbahasa Roh itu hanyalah membangun diri orang itu sendiri; 1 Korintus 14:16-17 (TB)  Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan "amin" atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan?
Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya. Lalu bagaimana? Pada dasarnya yang mau ditekankan oleh Paulus: semua karunia baik, asal untuk membangun jemaat. Tidak ada karunia yang utama dan terutama. Dalam hal iman dan ilmu maka Paulus menegaskan: 1 Korintus 14:15 (TB)  Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku. Jadi, iman dan ilmu keduanya membangun diri kita menjadi orang yang semakin hari semakin percaya kepada Tuhan.

Naaman, panglima raja Aram yang sakit kusta datang ke Israel setelah mendengar dari pelayannya  nabi di Samaria. Ia menemui Elisa namun ditemui oleh suruhannya untuk mandi tujuh kali di sungai Yordan yang tidak seindah sungai di Aram. 2 Raja-raja 5:11-12 (TB)  Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati.

Dengan akal Naaman menerima perintah itu. Dan itu menjadikan dia marah. Setelah pegawai-pegawainya menenangkannya, maka Naaman mau dan dia pulih. Menerima segala sesuatu dengan iman dan ilmu menolong kita untuk semakin taat kepada Tuhan.