GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Hidup Rendah Hati, Taat dan Setia

Terpublikasi Mon, 07 Oct 2024   

oleh:

Ayub 1:1, 2:1-10; Mazmur 26; Ibrani 1:1-4, 2:5-12; Markus 10:2-16

Selamat hari Minggu Keduapuluh Setelah Pentakosta.

Penulis kitab Ayub memperkenalkan Ayub yang saleh dan jujur,  takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub 1:1). Namun sayangnya itu tak menyukakan anak-anak Allah sehingga ketika Tuhan menyatakan kesalehan Ayub, iblis meminta kepada Tuhan untuk menimpakan yang lebih keras dari kehilangan harta bendanya (Ayub 2:4-7), dan bahkan istrinya menyuruh Ayub mengutuki Tuhan. Jawab Ayub: Ayub 2:10 (TB)  Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. Ayub menunjukkan imannya yang kuat, yang selalu bersandar kepada Tuhan. Mazmur 26:1 (TB)  Dari Daud. Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu. Ketaatan seperti Ayub dan penghayatan hidup sebagai orang beriman adalah yang mesti ada dalam hidup orang beriman. Dalam kehidupan keluarga dan sikap kepada anak (Mark. 10:2-16 adalah prilaku orang beriman yang mempunyai hidup benar. 

Oleh karena itu diperlukan sikap yang rendah hati, sebagaimana yang dilakukan oleh Kristus. Dia yang mempunyai kedudukan tinggi (Ibr. 1:1-4) bersedia merendahkan diri, dan karena karya kasih-Nya kita diselamatkan. Ibrani 2:9-11 (TB)  Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah — yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan —, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,

Oleh karena itu sebagai orang yang diselamatkan karena anugerah keselamatan, hiduplah rendah hati.

Doa:
Anggota jemat yang rajin berdoa.