Mazmur 121:1-4 (Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel)
Pernahkah Saudara merasa takut dan kuatir? Saya yakin, kita semua akan mengatakan pernah. Kita pernah tau mungkin saat ini kita sedang takut dan kuatir. Takut karena tak kunjung sembuh dari sakit penyakit kita, kuatir akan masa depan kita dan anak-anak kita, takut jika ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi, kuatir jika tidak dapat diterima dalam komunitas yang baru, takut karena merasa tidak aman, dan masih banyak alasan yang membuat kita kuatir dan takut. Apa yang kita lakukan ketika ada dalam takut dan kuatir? Cari pertolongan sesegera mungkin supaya persoalan yang sedang membuat kita takut dan kuatir segera berlalu.
Saudaraku, hal ini juga terjadi pada sang pemazmur. Dalam mazmur 121:1, sang pemazmur mengatakan “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?” Dia sedang dalam perjalanan ke Yerusalem, dan ia sangat menyadari dalam perjalanan tersebut, dia sangat rentan terhadap ancaman perampokan dan serangan binatang buas. Kesadaran ini membuat sang pemazmur takut dan kuatir. Di tengah situasi seperti itu, sang pemazmur melihat barisan gunung-gunung, ia mencari-cari apakah akan ada orang yang muncul untuk menolong dia? Pada akhirnya sang pemazmur sampai pada kesimpulan bahwa Tuhanlah , satu-satunya penolong dan penjaga yang dapat diandalkan. Karena Tuhan tidak tidur (Gusti Allah mboten sare), tidak pernah beristirahat dalam memelihara umat-Nya. Non stop dan dalam segala situasi hidup manusia. Ada banyak cara yang Tuhan pakai untuk memelihara hidup manusia. Dan sangat indah, sang pemazmur mengatakan pemeliharaan, pertolongan Tuhan itu luar biasa, ayat 3 menunjukkan tidak akan membiarkan kaki kita goyah. Penjagaan Tuhan ditunjukkan dengan memegang tangan kita supaya kita tidak goyah dalam melangkah. Dan bahkan Ia menjaga nyawa kita (ay.7).
Haleluya, hari ini, kita menerima anugerah Tuhan yang besar. Allah yang kita punyai bukan Allah yang tidur, yang tidak peduli. Tetapi Allah yang kita punyai adalah Allah yang mengasihi kita, Allah yang setia menjaga kita dan tidak akan membiarkan kita jatuh tergeletak.
Karena itu, mari saudara, apapun situasi hidup yang sedang kita hadapi, mari kita katakan Ku aman karena Allah menjagaku, Gusti Allah mboten sare