Yer. 11 : 18-20; Mzm 54; Yak. 3 : 13 - 4 : 3, 7-8; Markus 9 : 30-37
Bagaimana hidup saudara? Bagaimana hidup kita sebagai orang beriman? Sebagai orang yang menyatakan diri sebagai orang beriman tentulah kita patut menaruh pengharapan dan ketaatan kita kepada Tuhan. Mengapa? Karena seperti Yeremia mengatakan: Yeremia 11:20 (TB) Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku. Yeremia percaya bahwa hidup dan kehidupannya semata-mata hanya di tangan Tuhan. Sekalipun orang merancangkan yang buruk sekalipun, Yeremia percaya Tuhan pasti merancangkan yang baik.
Pemazmur berkata:
Mazmur 54:6-7 (TB) Dengan rela hati aku akan mempersembahkan korban kepada-Mu, bersyukur sebab nama-Mu baik, ya TUHAN. Sebab Ia melepaskan aku dari segala kesesakan, dan mataku memandangi musuhku.
Kepasrahan kepada Tuhan itulah yang menjadi kekuatan orang beriman. Itulah juga yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya; Markus 9:30-31 (TB) Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."Tuhan mengajar mereka supaya para murid paham: jalan-Nya adalah jalan kepasrahan kepada Bapa untuk mengalami penderitaan, dan dengan kuasa Allah maka Dia bangkit antara orang mati.
Namun sayangnya;
Markus 9:32 (TB) Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Bahkan ketika Tuhan Yesus mengajar hal pasrah, merendahkan diri dan percaya kepada Allah, para murid justru bertengkar dan mempersoalkan : siapakah yang terbesar diantara mereka? Tuhan Yesus menegur mereka dengan :
Markus 9:35-37 (TB) Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."
Merendahkan diri dan bersikap yang baik itulah juga yang ditegaskan Yakobus; Yakobus 3:13 (TB) Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. Oleh karena itu Yakobus mengingatkan: Yakobus 3:17-18 (TB) Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. Yakobus dengan keras mengingatkan kepada jemaat tujuan suratnya supaya mereka tidak menjalani hidup persekutuan dengan pertengkaran, perselisihan dan iri hati. Oleh karena itu kepada mereka dinasehatkan: Yakobus 4:7-8 (TB) Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
Karena itu, tunduklah kepada Allah dan semata-mata hidup bergantung kepada-Nya karena percaya Dialah yang merancangkan hidup yang baik untuk umat milik kepunyaan-Nya.