Yes. 14: 3-11; Mat. 14: 1-12
Semua ada waktunya. Itulah yang patut diingat. Banyak ungkapan yang menyatakan kepemimpinan itu tidak akan terus menerus (langgeng). Ada waktunya itu berakhir. Lalu, bagaimana ketika kita memimpin? Ketika Babel menguasai Israel, maka mereka memerintah dengan pemerintahan yang keras; Yesaya 14:3 (TB) Maka pada hari TUHAN mengakhiri kesakitan dan kegelisahanmu dan kerja paksa yang berat yang dipaksakan kepadamu, Tapi toh itu berakhir juga. Dan apa pengakuan Israel tentang itu?
Yesaya 14:5-6 (TB) TUHAN telah mematahkan tongkat orang-orang fasik, gada orang-orang yang memerintah, yang memukul bangsa-bangsa dengan gemas, dengan pukulan yang tidak putus-putusnya; yang menginjak-injak bangsa-bangsa dalam murka dengan tiada henti-hentinya. Kesukacitaan lepas dari kesakitan dan kegelisahan dan kerja paksa yang berat mestinya membuat Israel belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin yang benar. Namun tidak demikian dengan Herodes. Herodes tidak belajar dari kesalahannya membunuh Yohanes pembaptis.
Ketika Tuhan Yesus hadir maka ia mengatakan : Matius 14:2 (TB) Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: "Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya."Seorang pemimpin hendaklah mampu belajar dari kesalahan yang pernah dilakukannya, dan bukan malah mengulang kesalahan itu sehingga dibayangi dengan rasa bersalah.
Jadilah seorang pemimpin yang mampu belajar dari kesalahan-kesalahan yang kita atau orang lain lakukan.