GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

UANG DAN HIDUP KITA

Terpublikasi Wed, 03 Oct 2018   

oleh:

Kej. 23 : 1-20; Luk. 16 : 14-18

Selamat hari Sabtu.

Dalam gurauan sering orang menanyakan: "Buah apa yang paling enak?" Dan, jawabnya tentu bukan pisang, apel, atau anggur. Buah yang paling enak adalah buah pemberian orang. Itu sekedar gurauan. Pemberian memang menjadikan kita tidak usah mengeluarkan uang. Dengan pemberian maka kita menerima sesuatu dengan cuma-cuma. Kematian Sara menjadikan Abram yang berada di tanah Filistin mestilah mencari tanah untuk menguburkan jasad Sara. Untuk itulah ia meminta kepada orang Het supaya mereka menjual sebuah gua yang bernama gua Makpela. 
Awalnya orang Het, dan Efron, pemilik ladang dan gua itu mau memberikannya, bahkan orang Het menawari tanah manapun yang dikehendaki Abraham, pasti diberikan namun Anraham meminta ia membayar gua dan tanah itu. Kejadian 23:14-16 (TB)  Jawab Efron kepada Abraham: "Tuanku, dengarkanlah aku: sebidang tanah dengan harga empat ratus syikal perak, apa artinya itu bagi kita? Kuburkan sajalah isterimu yang mati itu."Lalu Abraham menerima usul Efron, maka ditimbangnyalah perak untuk Efron, sebanyak yang dimintanya dengan didengar oleh bani Het itu, empat ratus syikal perak, seperti yang berlaku di antara para saudagar.
Membeli sesuai harga, itulah yang dilakukan oleh Abraham. Abraham tidak mau berhutang kepada mereka. Uang bisa menjadikan kita merasa lebih berkuasa dibanding dengan yang lain. Oleh karena uanglah banyak orang jatuh tersandung. Mereka berlaku rakus dan tidak lagi mengindahkan etika dalam hidup; yang penting kepuasan terhadap uang terpenuhi. Pembelian gua Makpela menjadikan Abraham menjaga supaya hubungan diantara dirinya dengan bani Het tetaplah terjaga baik sehingga ia tak berhutang apapun demikian juga orang Het.
Kejujuran macam inilah yang diharapkab ada dalam hidup kita. Ketika Tuhan Yesus berbicara tentang menjadi hamba Allah atau menjadi hamba Mamon, Lukas 16:14-15 (TB)  Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah. Ya. Jika hidup kita sudah dikendalikan oleh uang maka yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar. 

Jadi, adakah kita menjadi hamba Allah atau hamba Mamon?