GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

TUHAN YANG SETIA AKU?

Terpublikasi Fri, 31 Aug 2018   

oleh:

Ul. 4 : 21-40; Markus 7 : 9-23

Setia adalah kata yang mudah diucapkan. Banyak orang berjanji setia, bahkan dengan memakai pernyataan atau tindakan yang mau menunjukkan bahwa ia pasti akan setia. Dalam hal ini, apakah manusia mudah menepatinya?
Musa mengingatkan supaya bangsa Israel setia kepada Tuhan yang telah berkarya dalam hidup mereka; Tuhan yang mau berkarya, "masuk" dalam sejarah kehidupan bangsa Israel yang bahkan mengasihi nenek moyang mereka. Namun di sisi lain Musa mengingatkan bahwa begitu mudah manusia berubah setia kepada Tuhan.

Namun, apakah Tuhan berlaku sama? Ulangan 4:31-32, 40 (TB)  Sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah Penyayang, Ia tidak akan meninggalkan atau memusnahkan engkau dan Ia tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu. Sebab cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." Tuhan tak pernah berubah setia. Dia bahkan tetap mau menerima umat yang tidak setia untuk kembali kepada-Nya. Dia adalah Allah yang maha pengasih dan penyayang. Ketidaksetiaan bukan muncul dari luar manusia. Segala maksud jahat keluar dari hati manusia yang masih dikuasai oleh dosa. Markus 7:20-23 (TB)  Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,

perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."Jadi, mari kita punya hati dan pikiran yang tertuju kepada Tuhan yang setia, mengasihi dan menyayangi supaya hidup kita juga menjadi pribadi-pribadi yang setia, mengasihi dan menyayangi. 

Hidupilah hidup yang setia, mengasihi dan menyayangi supaya dunia mengenal kasih yang murni.