Yeremia 25 : 15-29; Kisah Para Rasul 7 :44-53
Selamat hari Selasa.
Kesesatan yang terjadi dalam kehidupan di dunia ini menjadikan Tuhan murka amat sangat. Oleh karena itu Dia mengutus Yeremia untuk memberikan cawan amarah Tuhan. Bukan hanya kepada bangsa-bangsa besar di sekitar Israel dan Yehuda, kepada umat Tuhan pun cawan itu diberikan. Ini semua oleh karena dosa dan kesalahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa sehingga dikatakan: Yeremia 25:33-35 (TB) Maka pada hari itu akan bergelimpangan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN dari ujung bumi sampai ke ujung bumi. Mereka tidak akan diratapi, tidak akan dikumpulkan dan tidak akan dikuburkan; mereka akan menjadi pupuk di ladang. Mengeluh dan berteriaklah, hai para gembala! Berguling-gulinglah dalam debu, hai pemimpin-pemimpin kawanan kambing domba! Sebab sudah genap waktunya kamu akan disembelih, dan kamu akan rebah seperti domba jantan pilihan. Maka bagi para gembala tidak akan ada lagi kelepasan, dan bagi para pemimpin kawanan kambing domba tidak akan ada lagi keluputan.
Begitu murkanya Tuhan atas segala pelanggaran yang dilakukan oleh manusia. Mengapa ini terjadi?
Ini bukan karena Tuhan egois atau ingin sekedar dihormati namun justru semua itu untuk mengingatkan kepada bangsa-bangsa (termasuk Israel dan Yehuda) : supaya mereka tidak menuju kepada kebinasaan. Penulis kitab Kisah Para Rasul mengingatkan bahwa Tuhan Allah berkuasa, ketika Dia menyertai umat-Nya masuk ke tanah perjanjian dengan bersedia tinggap diantara mereka dalam kemah, namun ketika Daud ingin membuat Bait Allah, Salomo-lah yang ditunjuk membangun Bait Allah itu karena: Kisah Para Rasul 7:48-50 (TB) Tetapi Yang Mahatinggi tidak diam di dalam apa yang dibuat oleh tangan manusia, seperti yang dikatakan oleh nabi: Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku. Rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, demikian firman Tuhan, tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?
Bukankah tangan-Ku sendiri yang membuat semuanya ini?
Tuhan tak tergantung kepada manusia. Dia mahakuasa. Dia menjadikan semuanya ada. Oleh karena itu hormat kita kepada Tuhan bukan karena Dia ingin dihormati namun merupakan syukur kita kepada Tuhan atas segala kasih dan kuasa-Nya dalam hidup kita.
Doa:
Tetap percaya dan hormat kepada Tuhan.