Mazmur 74; 1 Samuel 16: 14-23; Wahyu 20: 1-6
Selamat hari Senin.
Ketika di masa yang sulit dalam hidup kita, di titik terendah dalam hidup; apa yang kita lakukan?
Begitu sering orang marah kepada orang lain, menyalahkan sana sini, marah kepada keadaan, dan tidak jarang : marah kepada Tuhan. Di titik nadir-nya karena pembuangan ke Babel, kerusakan Bait Allah dan Yerusalem, pemazmur berseru kepada Tuhan; meratap dan sekaligus memohon kepada Tuhan, dan tetap ingat: Mazmur 74:12 (TB) Namun Engkau, ya Allah adalah Rajaku dari zaman purbakala, yang melakukan penyelamatan di atas bumi. Iman. Itulah yang perlu kita miliki dalam eadaan apapun juga supaya kita tetap bertahan. Sayang itu yang tak ada pada Saul sehingga roh jahat mengganggunya (1Sam. 16 : 14), dan petikan kecapi Daud yang mampu menentramkan hatinya (1 Sam. 16 : 15-23). Iman itulah yang memimpin kita dalam hidup yang benar. Iman itulah yang membuat kita mendapatkan kebangkitan di dalam Tuhan. Wahyu 20:4, 6 (TB) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
Jadi, bertahanlah dalam iman apapun keadaanmu. Bersandarlah kepada Tuhan selalu, sesulit apapun hidupmu.
Doa :
Petugas medis dan paramedis yang mengusahakan kesembuhan bagi pasien covid-19 di berbagai tempat.