Bil. 8 : 5-22; Tit. 1 : 1-9
Orang dari suku Lewi memang dikhususkan untuk melayani Tuhan di Kemah Allah (dan kemudian Bait Allah), dan prosesnya bukanlah suatu hal yang mudah. Ada rangkaian ritual yang harus dijalani yang menyatakan pentahiran, pengkhususan mereka untuk pekerjaan Tuhan dan peresmian mereka menjadi pelayan-pelayan. Mereka dikhususkan hanya untuk pekerjaan Tuhan di Kemah Allah.
Paulus menasehati Titus yang merupakan pemimpin jemaat di Kreta. Ia diminta untuk menetapkan apa syarat seorang menjadi penatua. Karena itu, Paulus menasehati: Titus 1:5-9 (TB) Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu, yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.
Syarat-syarat ini untuk menunjukkan kewibawaan jabatan Penatua dalam jemaat sehingga mereka berfungsi dengan baik sebagai penatua.
Demikian juga jikalau kita menjadi orang beriman. Mestilah kita menunjukkan siapa kita melalui prilaku kita, dan jika diantara kita ada yang ditetapkan sebagai pemimpin, hendaklah dipilih dengan baik sehingga ia mampu mempimpin dan menasehati dengan tak bercacat.