2 Raj. 4 : 42-44; Mzm. 145 : 10-18; Ef. 3 : 14-21; Yoh. 6 : 1-21
Pernahkah kita bertanya: mengapa kita menjadi orang Kristen? Sebagian besar dari kita mungkin akan mengatakan: lahir dari keluarga Kristen. Tapi, apakah hanya itu yang menjadikan kita Kristen. Kata Kristen sendiri berarti pengikut Kristus; orang yang mengikuti dan meneladani Kristus dalam hidupnya. Jadi, ini bukan soal agamnya namun soal pilihan gaya hidup.
Semestinya siapapun kita -baik lahir dari keluarga Kristen maupun yang bukan- kita diajak menghayati iman percaya kita dan berlaku yang sesuai dengan iman itu dalam hidup kita. Menjadi Kristen bukan sekedar pergi ke gereja namun juga pergi untuk beriman sekalipun sulit keadaan kita dan pergi untuk mewartakan kasih setelah kita disegarkan dan dikuatkan oleh Firman. Efesus 3:16-19 (TB) Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.
Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Itulah doa Paulus bagi orang Kristen di kota Efesus dan tentu itulah harapan dalam kehidupan kita. Banyak orang keliru karena menganggap mujizat dan kesembuhan sebagai tujuan dalam hidup sehingga ketika melihat itu baru percaya; bahkan ini sering dijadikan alat tawar kepada Tuhan, yaitu "Jikalau Tuhan memberi berkat", atau "Jika Tuhan menyembuhkan saya". Mujizat, kesembuhan dan pengajaran yang Tuhan Yesus lakukan semuanya adalah untuk menjadikan orang percaya kepada Bapa dalam nama-Nya, dan oleh semuanya itu nama Tuhan dipermuliakan.
Mari kita punya sikap yang benar untuk teguh beriman dan melakukan kasih kepada sesama kita.