Mazmur 142; Habakuk 3:17-19; Lukas 19:11-27
Selamat hari Rabu.
Kapan kita beriman kepada Tuhan? Apakah ketika Tuhan Allah melakukan apa yang kita kehendaki? Bagaimana jika tidak?
Apakah ketika hidup kita baik-baik saja? Bagaimana kalau tidak?
Belajat dari Habakuk, beriman adalah karena kita tahu; kita punya Tuhan yang mengasihi sekaligus Tuhan yang tidak ingin diduakan, maka kesetiaan kitapun adalah kesetiaan yang tidak mendua. Habakuk mengingatkan kisah hidupnya: seperti apapun keadaan kita, tetap mengikut Dia. Habakuk 3:17-19 (TB) Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi). Tuhan ada dan hadir dalam hidup kita karena itu seperti pemazmur: kita mengarahkan hati dan pikiran kita; teriak kita minta tolong hanya kepada Tuhan (Mzm. 142). Perumpamaan tentang tuan yang dinobatkan menjadi raja (Luk. 19:11-27) menunjukkan bagaimana kemurahan hati tuan, dan ketegasannya; apa yang Tuhan lakukan kepada umat.
Karena itu percayakan hidup kita kepada-Nya dan arahkan hidup kita hanya kepada Dia.
Doa :
Kebijakan Pemerintah dalam penanganan covid – 19 makin baik.