Yosua 24:1-3a, 14-25; Mazmur 78:1-7; 1 Tesalonika 4:13-18; Matius 25:1-13
Selamat hari Minggu Keduapuluhempat setelah Pentakosta.
Kesetiaan adalah hal yang mahal dalam hidup. Selalu ada alasan untuk menjadi orang yang tidak setia baik kepada teman, sahabat, bangsa, bahkan kepada Tuhan. Umat Israel menunjukkan hidup yang seperti itu ketika mereka keluar dari tanah Mesir dan berjalan di padang gurun. Oleh karena itu ketika sudah menetap di tanah Kanaan, Yosua yang sudah lanjut usia, Yosua mengingatkan asal usul mereka (Yos. 24:1-3a), bertanya kepada umat: apakah mereka akan setia kepada Tuhan yang telah menyelamatkan mereka atau kepada illah lain. Yosua 24:14-15 (TB) Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.
Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"Dan umat Israel pun tegas mau mengikut kepada Tuhan (Yos. 24:16-25). Pemazmur (Mzm. 78:1-7) mengingatkan bagaimana setianya Tuhan kepada umat-Nya bahkan kasih-Nya memberikan jaminan keselamatan tidak hanya hari ini namun juga nanti. 1 Tesalonika 4:14 (TB) Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
Jadi, jika Tuhan sedemikian baik dan setia kepada kita, apakah kita tidak akan setia, menantikan kedatanan-Nya dengan setia dan membawa minyak cadangan supaya nyala iman kita tetap menyala sampai kedatangan-Nya(Mat. 25:1-13)?
Setialah karena Tuhan telah setia kepada kita.
Doa:
Gereja – gereja yang ingat tugas panggilan dan pengutusannya.