GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Pujilah Tuhan dan Wartakan Injil-Nya

Terpublikasi Fri, 02 Feb 2024   

oleh:

Mazmur 147:1-11, 20c; Ayub 36:1-23; 1 Korintus 9:1-16

Selamat hari Jumat.

Orang beriman tahu hidupnya ada di tangan Tuhan dan Tuhan merancangkan yang baik. Karena itu ia akan selalu berkata "Haleluya" (Mzm. 147:20c) dalam keadaan apapun yang dialami; susah ataupun senang. Itulah yang diingatkan pemazmur. Elihu, salah seorang yang masih muda mengingatkan Ayub yang merasa dirinya benar di hadapan Allah (Ayub 32:2); Ayub 36:22-23 (TB)  Sesungguhnya, Allah itu mulia di dalam kekuasaan-Nya; siapakah guru seperti Dia? 

Siapakah akan menentukan jalan bagi-Nya, dan siapa berani berkata: Engkau telah berbuat curang?
Tuhan adalah sumber kehidupan dan Dialah yang merancang kehidupan setiap makhluk. Ketika kerasulan Paulus dipertanyakan, ia mengingatkan sebagai manusia ia punya hak, juga sebagai rasul. Namun apakah ia mau mempergunakan untuk meninggikan diri? Paulus berkata: 1 Korintus 9:11-12 (TB)  Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi dari pada kamu?
Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus.

Paulus mau menanggung segala sesuatu supaya Injil Kristus diwartakan. 1 Korintus 9:15-16 (TB)  Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga! Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.

Tidakkah itu adalah hidup kita, orang beriman: memuji Tuhan dengan mewartakan Injil dalam hidup kita?

Doa:
Pemilih berpikir untuk 5 tahun ke depan, bukan hanya saat memilih saja.