Kej. 45: 1-20; Mat. 6: 7-15
Kuasa seringkali mengubah orang. Apalagi kalau kuasa itu didapat setelah ia mengalami berbagai penderitaan. Jika ia memandang kuasa itu oleh karena usahanya, ia bisa mempergunakan kuasa dengan sekehendak hatinya. Apalagi kepada orang yang dianggapnya mengakibatkan sengsaranya. Tidak demikian dengan Yusuf. Yusuf tidak memandang perlakuan saudara-saudaranya dengan negatif, bahkan ketika ia berkuasa untuk membalas. Sebaliknya Yusuf memandang semua yang terjadi pada dirinya oleh karena rancangan dan kuasa Allah kepada dirinya; Kejadian 45:8 (TB) Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. Dari mana semua itu bisa terjadi? Yusuf mampu mengampuni saudara-saudaranya.
Tidakkah kita mampu mengampuni orang lain? Bukankah dalam doa yang Ia ajarkan, Tuhan Yesus mengajarkan pengampunan mesti kita berikan kepada orang lain; mereka yang bersalah kepada kita? Ingatlah: Tuhan pertama-tama sudah mengampuni dosa dan kesalahan kita. Matius 6:14-15 (TB) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."