Kel. 19: 16-25; Rm. 8: 14-17
Perjumpaan dengan Tuhan adalah perjumpaan yang menggentarkan sekaligus juga menggetarkan. Itulah yang dialami oleh umat Israel di kaki Sinai. Karena kuasa Tuhan demikian dahsyat. Hanya Musa dan Harun yang boleh menjumpai Tuhan, bahkan imam-imam pun harus menguduskan dirinya. Banyak orang yang membedakan Allah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru; Allah yang menghanguskan dan Allah yang berbelas kasihan. Tentu sejak semula tidaklah demikian. Allah yang kuasanya demikian dahsyat adalah Allah yang berbelas kasihan juga; Allah tidak pernah terpisah dan terkotakkan. Bahkan kuasa dan kasih-Nya nyata dalam hidup kita sebagai orang beriman. Dan kalau kita disebut anak Allah, maka kuasa-Nyalah yang makin dahsyat dalam hidup kita; Roma 8:14-17 (TB) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Inilah yang patut kita hidupi : bahwa kita adalah anak-anak Allah yang patut mewartakan cinta kasih Allah kepada dunia.