Keluaran 12 : 1-14; Mazmur 116 : 1-19; 1 Korintus 11 : 23-36; Yohanes 13 : 1-17, 31-35
Kita memasuki Kamis putih.
Paskah (Pesakh=melewati; memperingati Tuhan yang melewati rumah orang Israel dengan ambang pintu dengan darah anak domba) diperingati setiap tahun sebagai perayaan atas kebaikan Tuhan. Keluaran 12:12-14 (TB) Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir. Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya. Perayaan itu mengingat keselamata Tuhan atas orang Israel dan keluarnya mereka dari tanah Mesir, tempat perbudakan. Peringatan orang Israel akan hal itu mestilah seperti yang diteladankan pemazmur; Mazmur 116:1-2 (TB) Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya. Tetap percaya kepada Tuhan karena sebagai penolong sudah terbukti.
Bagaimana dengan kita? Bukankah sepanjang hidup kita Tuhan sudah membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan yang memberikan kebaikan dalam hidup ini? Pembasuhan kaki oleh Tuhan Yesus kepada para murid adalah pernyataan diri Yesus supaya mereka saling melayani satu dengan yang lain; Yohanes 13:12-15 (TB) Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?
Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Teladan ini bukan hanya untuk dilakukan setiap Kamis Putih namun menunjukkan bagaimana mereka diajak saling merendahkan diri dan mengasihi sebagai saudara satu dengan yang lain. Jadi, jangan terpancang kepada peragaan pembasuhan kakinya, lihatlah makna yang mau diajarkan dengan pembasuhan kaki; merendahkan diri dan kasih persaudaraan karena peragaan tanpa menghayati makna, itu hal yang percuma saja, dan bukankah itu yang berulang kali ditentang Tuhan Yesus selama hidup-Nya di dunia hingga dimusuhi oleh pemuka agama Yahudi?
Bagi Yesus, mereka diajak untuk memberi makna; Yohanes 13:34-35 (TB) Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."Tanda dari murid Yesus adalah saling mengasihi, bukan pembasuhan kaki. Sudahkah kita lakukan dalam hidup kita; ada atau tidaknya pembasuhan kaki?
Kristus telah memberikan diri-Nya untuk mengasihi dunia, mengasihi kita juga: 1 Korintus 11:23-26 (TB) Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! "Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku! "Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Tidakkah kita ingat: kasih yang selalu kita lakukan dalam hidup kita, sampai Dia datang kembali?
Doa:
Tetap menjadi pelaku kasih dalam segala keadaan.