Ester 5 : 1-14; Kolose 2 : 16-3 : 1
Selamat hari Senin.
Keserakahan menjadikan kita tidak puas dengan apa yang kita miliki. Kita ingin lebih dan lebih lagi. Kita ingin memiliki seluruh dunia. Itulah yang dialami oleh Haman ketika kepadanya diberikan kuasa, dan hanya dia dan raja yang diundang ke pesta yang dibuat oleh ratu Ester. Ester 5:9-13 (TB) Pada hari itu keluarlah Haman dengan hati riang dan gembira; tetapi ketika Haman melihat Mordekhai ada di pintu gerbang istana raja, tidak bangkit dan tidak bergerak menghormati dia, maka sangat panaslah hati Haman kepada Mordekhai. Tetapi Haman menahan hatinya, lalu pulanglah ia ke rumahnya dan menyuruh datang sahabat-sahabatnya dan Zeresh, isterinya. Maka Haman menceriterakan kepada mereka itu besarnya kekayaannya, banyaknya anaknya laki-laki, dan segala kebesaran yang diberikan raja kepadanya serta kenaikan pangkatnya di atas para pembesar dan pegawai raja. Lagi kata Haman: "Tambahan pula tiada seorang pun diminta oleh Ester, sang ratu, untuk datang bersama-sama dengan raja ke perjamuan yang diadakannya, kecuali aku; dan untuk besok pun aku diundangnya bersama-sama dengan raja. Akan tetapi semuanya itu tidak berguna bagiku, selama aku masih melihat si Mordekhai, si Yahudi itu, duduk di pintu gerbang istana raja."
Namun, satu hal yang sejak semula menggelisahkan hati Haman: Mordekhai yang tidak mau memberikan hormat kepadanya. Karena itu di depan sahabat-sahabat dan istrinya, Haman menyatakan kegundahannya, dan istrinya mengusulkan membuat sula untuk Mordekhai. Jika orang mengejar harta dan kuasa, tidakkah ia menyadari: itu semua adalah fana. Itulah juga yang Paulus nyatakan kepada jemaat di Kolose ketika sekelompok orang ingin dianggap lebih saleh dengan berbagai aturan-aturan sehingga jemaat diombang-ambingkan oleh pengajaran mereka. Paulus berkata:
Kolose 2:16-19 (TB) Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.
Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya. Paulus mengingatkan: iman yang teguh kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat itulah yang menyelamatkan, dan bukan berbagai-bagai aturan. Kolose 3:1 (TB) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
Mari, kita punya iman yang hanya tertuju kepada Tuhan Yesus Kristus, dan kita wujudkan dalam hidup kita setiap hari.
Doa:
Mempunyai iman yang teguh kepada Kristus saja, dan bukan kepada manusianya (pewartanya).