GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

MATA DAN HATI YANG MAMPU MELIHAT KASIH DAN BERKAT TUHAN

Terpublikasi Fri, 12 Oct 2018   

oleh:

Amos 5 : 6-7, 10-15; Mzm. 90 : 12-17; Ibrani 4 : 12-16; Markus 10 : 17-31

Selamat hari Minggu.

Markus 10:21-23 (TB)  Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. 
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."Apa yang dicari orang dalam hidupnya? Uang.....

Lagu Sekolah Minggu ini tidak asing buat kita. Mencari uang saja tentu tidaklah salah. Setiap orang punya pekerjaan dan dari pekerjaan itu, orang mendapatkan uang. Namun yang dikritik lagu ini menjadi jelas di bagian akhir lagu: Uang, uang, uang; bukan Tuhan Yesus. Ya. Menjadi salah ketika uang menjadi yang utama dalam hidup dan bahkan menjadi tujuan. Memang manusia membutuhkan uang namun jangan sampai kita menjadikan uang -dan pada gilirannya kehidupan duniawi sebagai tujuan hidup, bahkan segala-galanya dalam hidup. Kehidupan yang mengandalkan hidup duniawi dialami oleh Israel sehingga itulah yang dikritik oleh Amos; Amos 5:14-15 (TB)  Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan. Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang; mungkin TUHAN, Allah semesta alam, akan mengasihani sisa-sisa keturunan Yusuf. Israel mementingkan hidup duniawi dan melupakan Tuhan sehingga demi mendapatkannya maka kejahatanpun menjadi hal yang boleh dilakukan. Kerelaan untuk tidak menjadikan hal-hal duniawi sebagai yang terutama dalam hidup, dan menjadikan Tuhan sebagai yang utama adalah hidup yang patut dihidupi oleh manusia, khususnya orang beriman karena hidup kita (kini dan nanti) sebenarnya sudah dijamin untuk dipelihara oleh Tuhan (Mark. 10 : 29-30).

Pemazmur memohon supaya ia diberikan hati yang bijaksana untuk melihat kasih setia Tuhan kepada mereka; Mazmur 90:12, 16-17 (TB)  Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan semarak-Mu kepada anak-anak mereka. Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu. Ya. Pemeliharaan Tuhan yang tidak kita lihat dan akui seringkali menjadikan kita lalu mencari pertolongan lain-dan biasanya itu yang nampak; hal duniawi.
Karena itu mari sama seperti pemazmur kita meminta kepada Tuhan supaya Dia memberikan hati yang bijaksana untuk  mampu melihat dan merasakan kasih dan pemeliharaan Tuhan dalam hidup, bahkan di saat semua peristiwa tidak terlalu menunjukkan hal itu. Karena penulis kitab Ibrani mengingatkan; Ibrani 4:12-13 (TB)  Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Di bulan keluarga ini, mari kita menjadi keluarga yang sadar bahwa hidup kita semata-mata oleh karena dan untuk Tuhan, dan mulailah dengan bertekun supaya setiap anggota keluarga mempunyai hati yang bijaksana menimbang segala sesuatu.