Mazmur 26: 1-8; Yeremia 15: 1-9; 2 Tesalonika 2: 7-12
Selamat hari Jumat.
Kesetiaan adalah ciri orang beriman. Dalam hidupnya, ia akan setia hanya kepada Tuhan. Itulah yang dikatakan oleh Daud: Mazmur 26:1 (TB) Dari Daud. Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu. Kesetiaan kepada Tuhan tidak bisa ditawar; entahkah di masa yang baik-baik saja atau di masa yang sulit dalam hidup kita karena kita tahu hidup yang kita jalani adalah ucapan syukur atas kasih, berkat dan penyertaan Tuhan. Kesetiaan di masa yang sulit karena kita percaya kepada-Nya bahwa kasih, berkat dan penyertaan-Nya tetaplah ada. Sayangnya itu tidak dilakukan oleh Yehuda, dan karena itulah Tuhan murka amat sangat
(Yeremia 15 : 1-9).
Mengapa Tuhan demikian murka? Pertama-tama tentu karena kesetiaan-Nya dikhianati, bahkan oleh umat yang diselamatkan dari keterpurukan mereka. Namun, sebenarnya karena Tuhan sayang kepada umat milik kepunyaan-Nya karena penyesatan selalu ada, karena itu ingat dan waspada: 2 Tesalonika 2:7-8 (TB) Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.
Tidakkah kita melihat kesetiaan Tuhan dalam ketidasetiaan manusia?
Karena itu, hiduplah dengan setia kepada Tuhan yang setia dalam kasih, berkat dan penyertaan-Nya.
Doa:
Masyarakat melihat peluang usaha atau pekerjaan di masa “new Normal”.