GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Kesetiaan

Terpublikasi Tue, 12 Mar 2024   

oleh:

Mazmur 107:1-16; Keluaran 15:22-27; Ibrani 3:1-6

Selamat hari Senin.

Hidup menjadi umat milik kepunyaan Tuhan mestilah mengucap syukur karena kebaikan Tuhan. Namun sayangnya tidak selalu terjadi hidup yang diharapkan. Saat itulah seringkali manusia protes kepada Tuhan. Itulah yang terjadi kepada umat Israel di Masa. Ketika tak mendapati air mereka marah. Dalam kesabaran Tuhan, mereka ditolong dan diingatkan oleh Tuhan; Keluaran 15:23-26 (TB)  Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara. Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?
"Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka, firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau."Dan Di Elim, Tuhan memberikan duabelas mata air dan tujuhpuluh pohon korma, dan mereka berkemah di sana.

Perjalanan umat Israel dari Mesir sampai Kanaan adalah perjalanan menguji kesetiaan, dan penulis Ibrani mengatakan; Ibrani 3:5-6 (TB)  Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.

Adakah kesetiaan Musa dan Tuhan Yesus jadi kesetiaan kita juga? 

Doa:
Masyarakat yang berani untuk memulai usaha sebagai bagian dari Indoensia bangkit.