Mazmur 100; Keluaran 4:18-23; Ibrani 3:1-6
Selamat hari Kamis.
Kembali ke Mesir bagi Musa berarti meninggalkan kenyamanan di Midian. Dan Musa diperhadapkan kepada ketidaknyamanan; harus berhadapan dengan Firaun dan Tuhan tetap menyertainya. Keluaran 4:21-23 (TB) Firman TUHAN kepada Musa: "Pada waktu engkau hendak kembali ini ke Mesir, ingatlah, supaya segala mujizat yang telah Kuserahkan ke dalam tanganmu, kauperbuat di depan Firaun. Tetapi Aku akan mengeraskan hatinya, sehingga ia tidak membiarkan bangsa itu pergi. Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."
Tuhan tetap berbelaskasihan kepada Musa. Dia menuntun Musa untuk menyelamatkan umat Israel dari kesengsaraan di Mesir. Kesetiaan adalah hal yang dilakukan oleh Musa. Ia bersedia mengikut rancangan Allah untuk menyelamatkan umat Israel. Dan atas itu semua kesetiaan Tuhan Yesus menjadi pandu dalam kehidupan orang beriman dalam hidup. Karena itu penulis kitab Ibrani menyatakan kesetiaan Tuhan sang perancang keselamatan dan Musa sebagai pelaku keselamatan yang setia menyataka kesetiaan itu dalam karya kasih di dunia. Ibrani 3:1-4 (TB) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya. Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah.
Mari seperti Kristus dan Musa yang telah setia, kitapun setia untuk melakukan kehendak baik Tuhan dalam hidup kita dalam tugas panggilan sebagai orang beriman, dan pengutusan kita untuk mewartakan kasih Tuhan.
Doa :
Kesehatian bangsa – bangsa untuk keluar dari krisis ekonomi global.